Sejarah mencatat, kekuasaan bagaikan dua sisi mata uang, ada yang menggunakannya untuk kemaslahatan rakyat, mewujudkan keadilan sosial dan menegakan keadilan.
Namun, riwayat masa lalu juga berikan penerangan, tentang kekuasaan yang digunakan sebagai alat penindasan dan pengeruk kekayaan diri beserta kroninya.
Riwayat peradaban manusia mewartakan, bagaimana seorang Umar Bin Khattab, salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW, yang menggunakan kekuasaan untuk menegakkan keadilan di muka bumi dan menyebarkan ajaran Islam penuh rahmat.
Pada era kepemimpinan Umar, pengadilan dan baitul mal (lembaga mengurus keuangan negara) dibentuk.
Demikian juga, Umar memilih individu terbaik untuk memimpin Provinsi di wilayah kekuasaan Islam, mereka dipilih berdasarkan sistem meritokrasi dan bukan didasarkan kekerabatan.
Meskipun dikenal sebagai salah seorang pemimpin Islam, yang menguasai daratan Persia, Mesir, Syria, sebagian besar bekas wilayah Kekaisaran Romawi Timur dan seluruh Jazirah Timur Tengah hanya dalam 10 tahun masa kepemimpinan. Namun, Umar tidak bergelimang harta dan hidup sederhana.
Bahkan, saat meninggal dunia Umar hanya mewariskan 18 dinar, itupun 5 dinar digunakan membeli kain kafan dan 4 dinar disisihkan membayar tanah makamnya.
Dalam konteks negara modern, dunia pernah mengenal sosok bersahaja Joseph Mujica, Presiden Uruguay periode 2010-2015.
Mujica, dijuluki Presiden termiskin di dunia, karena saat memimpin Uruguay menyumbangkan 90 persen gajinya guna proyek kesejahteraan sosial dan menolak tinggal di Istana Kepresidenan, serta lebih memilih tinggal di kediaman pribadinya yang sederhana tanpa asisten rumah tangga dan hanya beberapa pasukan pengawalan.
Era kepemimpinan Mujica, ekonomi negeri Amerika Latin dimaksud, tumbuh 5,4 persen, kemiskinan menurun dan pengangguran berkurang, padahal kondisi global sedang dalam ketidakpastian ekonomi.
Negeri sendiri, juga pernah memiliki pemimpin yang sebagian besar hidupnya digunakan memperjuangkan kemerdekaan dan kemajuan tanah airnya.
Sosoknya dikenal publik, sebagai insan yang amanah dan memilih hidup sederhana, walaupun jabatan mentereng pemerintahan berada di pundaknya. Pribadi tersebut, adalah Bung Hatta, Wakil Presiden Indonesia Pertama.
Sosok intelektual keturunan Minangkabau, yang sempat merasakan dingin penjara dan pengasingan di Siberianya Indonesia (Boven Digul Papua), serta beberapa tempat lainnya, dikenal sebagai pribadi jujur dan anti korupsi.
Keluhuran sikap mementingkan kepentingan rakyat dan keteguhan prinsip menjaga kejujuran, membuat namanya diabadikan jadi nama penghargaan untuk insan anti korupsi di Indonesia atau disebut Bung Hatta Anti-Corruption Award.
Sejarah umat manusia, juga merekam berbagai penguasa otoritarian dan menggunakan kekuasaannya untuk menindas.
Pemimpin zalim tersebut, tidak peduli nilai sosial, yang menjadi tata kehidupan kemasyarakat.
Mereka, hanya mementingkan melanggengkan kekuasaan dan memperkaya diri atau kroninya, walaupun harus dilakukan dengan cara-cara yang melanggar hukum negara dan agama.
Penguasa zalim, sering menggunakan otoritasnya menggebuk rakyat kritis dan aktif menyuarakan kebenaran, bahkan tidak sedikit alat negara dipergunakan membungkam suara rakyat.
Namun, percayalah Tuhan tidak tidur dan selalu berada di sisi kebenaran. Jejak historis, mencatat para pemimpin otoriter dan penindas, jatuh di dalam kehinaan yang dibuatnya sendiri.
Cukuplah, kisah hancurnya kekuasaan Raja Firaun, Namrud, Hitler, dan berbagai pemimpin zalim lainnya, jadi pembelajaran sejarah yang berharga bagi para pemimpin dan pemegang kekuasaan di berbagai kehidupan saat ini.
Semoga artikel ini, dapat menjadi renungan juga, bagi para pemimpin pengadilan, hakim dan aparatur pengadilan lainnya, untuk tidak korupsi, sewenang-wenang dan menyalahgunakan kekuasaan yang diamanahkan negara beserta rakyatnya.
Dikarenakan, sejatinya kekuasaan bersifat sementara, sehingga ketika menjalankan amanah dan kekuasaan menorehkan tinta emas yang dikenang. Jangan sampai godaan duniawi, justru menenggelamkan diri dan merusak nama baik pribadi beserta institusi.
Sumber Referensi
• https://news.detik.com/bbc-world/d-7914256/profil-jose-mujica-presiden-termiskin-dunia-yang-wafat-di-usia-89-tahun
• https://baznas.go.id/artikel-show/Kisah-Sahabat-Umar-Bin-Khattab:-Kepemimpinan-dan-Kebijaksanaan-yang-Mengagumkan
• https://www.hukumonline.com/berita/a/pemikiran-mohammad-hatta-dinilai-tetap-relevan-dalam-isu-ham-dan-anti-korupsi
• https://kumparan.com/berita-terkini/sejarah-kepemimpinan-khalifah-umar-bin-khattab
• https://web.suaramuhammadiyah.id/2020/05/12/mewariskan-keimanan