Kita Ada Hari Ini Karena Peran Guru

Guru bukan hanya yang pernah berdiri di depan kelas. Sosoknya, merupakan orang-orang yang mengajarkan cara berpikir jernih,
Ilustrasi guru. Foto : Freepik
Ilustrasi guru. Foto : Freepik

Setiap tanggal 25 November Hari Guru Nasional diperingati. Hari Guru Nasional memberi kesempatan untuk berhenti sejenak dari rutinitas yang padat dan melihat ke belakang, siapa saja yang pernah membentuk diri, hingga mampu memikul tanggung jawab yang hari ini kita emban. 

Bagi insan di lingkungan Mahkamah Agung dan badan peradilan dibawahnya, momen ini bukan sekadar hari simbolis, tetapi titik refleksi tentang diri sesungguhnya bertumpu pada kerja panjang para pendidik, mentor, dan pembimbing yang hadir dalam berbagai bentuk.

Guru bukan hanya yang pernah berdiri di depan kelas. Sosoknya, merupakan orang-orang yang mengajarkan cara berpikir jernih, bekerja dengan tertib, dan mengambil keputusan dengan integritas. 

Ia hadir di berbagai tahap hidup kita, dengan cara yang kadang sederhana tetapi berdampak panjang.

Pondasi yang Menguatkan Karakter

Ada hal romantis untuk membayangkan guru sebagai sosok pahlawan di papan tulis. Kenyataannya lebih panjang. Jasa mereka sering bersifat tak terlihat, muncul dalam bentuk nilai yang tertanam pelan-pelan, bahkan sebelum kita mengenal kata profesionalisme.

Guru adalah orang yang mengantar kita untuk menghormati proses, bukan hasil. Mereka mengajari bahwa berpikir benar lebih penting daripada menyelesaikan dengan segala cara. 

Ia menegur saat kita malas, bukan untuk mempermalukan, tetapi supaya kelak kita tidak mempermalukan diri sendiri di hadapan tanggung jawab yang jauh lebih besar.

Warisan terbesar mereka bukan pengetahuan, tetapi arah moral. Dan arah moral inilah yang diam-diam menjadi tulang punggung ruang sidang.

Cara Menghormati Pengorbanan

Pengadilan adalah ruang penuh ekspektasi. Publik ingin keadilan, Undang-undang menuntut kepastian, dan hati kita menagih kejujuran. Dalam tekanan seperti itu, kemampuan untuk tetap belajar adalah bentuk penghormatan pada semua guru yang membuat kita mampu berdiri di sini.

Guru-guru kita, yang berada di rumah, di sekolah, di kampus, ataupun di lingkungan kerja tidak pernah mengajarkan kesombongan intelektual. Sosoknya mengajarkan kedisiplinan memeriksa ulang, keberanian bertanya, dan kerendahan hati menerima koreksi.

Di Mahkamah Agung, etos itu harus tetap hidup. Ia bukan sekadar nostalgia, tetapi kewajiban moral untuk kita yang harus diteruskan.

Ucapan Terima Kasih Adalah dengan Meneruskan

Menghormati guru bukan hanya soal ucapan terima kasih. Penghormatan yang sejati adalah saat meneruskan sesuatu dari ketulusan untuk mengajar, kesabaran membimbing, dan keberanian menegur, ketika melihat kekeliruan.

Saat, ada hakim yang meluangkan waktunya membentuk kemampuan untuk menyadari adanya nilai-nilai moral dan etika dalam mengambil sebuah keputusan kepada hakim lain, sebenarnya ia sedang mengamalkan ajaran guru-gurunya. 

Ketika pegawai teladan memperlihatkan standar profesional dengan penuh disiplin, ia sedang menunjukkan nasihat-nasihat kecil dari masa lalu tidak pernah sia-sia.

Kita berdiri hari ini bukan hanya karena belajar, tetapi karena ada orang yang mengorbankan sebagian hidupnya, agar kita bisa belajar.

Guru Adalah Jejak yang Kita Bawa ke Mana-Mana

Setiap putusan dan penetapan yang kita buat, setiap berkas yang kita periksa, setiap pelayanan yang ddiberikan, sedikit banyak adalah hasil dari apa yang ditanam oleh para guru. 

Pahlawan tanpa tanda jasa dimaksud, tidak pernah meminta imbalan apapun. Sosok mulia tersebut, hanya berharap, kita tumbuh mengamalkan nilai yang telah ditanamkan.

Hari Guru ini, bukan cuma peringatan dalam bentuk poster di media sosial. Hari ini menjadi pengingat, bahwa jabatan yang diamanahkan saat ini, terdapat peran besar dari para pendidik.

Guna mengenang jasa para guru, kita bisa melaksanakan tugas dengan tanggung jawab, tegakan integritas dan menjaga martabat institusi, seperti para guru mencontohkan bagaimana menjadi pribadi luhur.

Selamat Hari Guru Nasional, kepada para guru yang mengajarkan berpikir, bertindak, dan menjadi manusia, kami mengingat para guru bukan hanya hari ini, tetapi dalam setiap keputusan yang ditujukan untuk menciptakan keadilan

Penulis: Fariz Prasetyo Aji
Editor: Tim MariNews