MARINews, Jakarta-Kedudukan perempuan yang sering dipandang sebelah mata pada era sekarang seharusnya sudah tidak terjadi lagi. Pasalnya, begitu banyak tokoh perempuan, sebut saja Ruth Bader Ginsburg yang berhasil membuat putusan (landmark case), berkaitan dengan keseimbangan bayaran perempuan dan menghilangkan disparitas pembayaran berbasis gender.
Semangat keadilan gender ini semakin digaungkan melalui webinar bertemakan “Shift Underway-Women Judges in Asia” yang diadakan United Nations Development Programme (UNDP).
Webinar yang juga bertepatan dengan Hari Hakim Perempuan Internasional pada 10 Maret 2025 tersebut, mengundang Yang Mulia Dr. Nani Indrawati, S.H., M.H., (Hakim Agung Kamar Perdata), Prof. Dr. M. Arskal Salim GP, M.Ag., (Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama), Gerd Trogemann (Manajer UNDP Wilayah Bangkok), Hannah Lim (Kepala Konsul Hukum Asian Development Bank), Melissa Crouch (Profesor dan Wakil Dekan Penelitian di Fakultas Hukum UNSW Sydney), Saitip Sukatipan (Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Chiang Mai Thailand), Rida Tahir (perwakilan UNDP Pakistan).
Pembukaan dan kata sambutan disampaikan oleh Yang Mulia Dr. Nani Indrawati, S.H., M.H., yang mengapresiasi UNDP atas perkembangan hakim perempuan di dunia khususnya di Asia sebagaimana direpresentasi Indonesia.
Dr. Nani Indrawati, S.H., M.H. menegaskan, kemajuan karir dan peluang hakim perempuan Indonesia menjadi fokus dari terbentuknya Badan Perhimpunan Hakim Perempuan Indonesia (BPHPI) di bawah naungan IKAHI (Ikatan Hakim Indonesia).
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Prof. Dr. M. Arskal Salim GP, M.Ag., juga menyampaikan, hakim perempuan khususnya di peradilan agama telah membantu memperjuangkan hak perempuan bahkan melampaui kurangnya penerapan Konvensi CEDAW.
Profesor dan Wakil Dekan Penelitian di Fakultas Hukum UNSW Sydney Mellisa Crouch, dalam penelitiannya bertajuk Women as Model Minority Judges: The Case of Indonesia menyampaikan, keadaan perempuan sebagai minoritas di dunia peradilan Indonesia masih berlangsung. Namun, dengan adanya BPHPI dan beberapa Hakim Agung perempuan di Indonesia menunjukkan adanya kemajuan.
Dari perspektif internasional, Kepala Konsul Hukum Asian Development Bank Hannah Lim menyampaikan, melalui ADB’s Initial Study: Impact of Women Judges , aktifnya peran hakim perempuan membantu penyelesaian permasalahan biasa gender. Sehingga, masyarakat khususnya perempuan menjadi lebih yakin dan percaya akan sistem hukum.
Sedangkan perwakilan UNDP Pakistan Rida Tahir menambahkan, tidak banyak hakim perempuan di Pakistan. Namun, pengangkatan Hakim Agung Ayesha Malik pada 2022 menunjukkan prospek baik atas penghargaan terhadap kehakiman perempuan di Pakistan.
Webinar kemudian ditutup dengan clossing statement dari Dr. Nani Indrawati, S.H., M.H., yang menekankan tanggung jawab bersama untuk menjunjung keadilan gender khususnya dalam dunia peradilan. Sekaligus mengajak segenap insan peradilan untuk memperbarui komitmen perlakuan yang sama di hadapan hukum khususnya bagi perempuan agar mewujudkan akses terhadap keadilan bagi perempuan.