Gema Kebijakan dan Aturan: Garam atau Madu?

Ibarat gema, setiap keputusan yang diambil akan beresonansi luas, menciptakan gelombang dampak yang terasa hingga ke setiap lapisan masyarakat, bahkan lintas generasi.
Ilustrasi gema kebijakan dan aturan: Garam atau Madu. Foto istimewa
Ilustrasi gema kebijakan dan aturan: Garam atau Madu. Foto istimewa

Kebijakan dan aturan yang ditetapkan oleh pejabat negara serta aparat penegak hukum adalah fondasi utama bagi tatanan masyarakat. Ibarat gema, setiap keputusan yang diambil akan beresonansi luas, menciptakan gelombang dampak yang terasa hingga ke setiap lapisan masyarakat, bahkan lintas generasi.

Kualitas gema ini sangat bergantung pada niat dan integritas para pembuat serta pelaksana kebijakan. Apabila kebijakan dan aturan tersebut membangun dan baik, maka akan terasa manisnya seperti madu. Namun, apabila kebijakan dan aturan tersebut tidak tepat dan perlahan menghancurkan maka asamnya akan terasa seperti garam. 

Kebijakan Baik, Masyarakat Sejahtera

Ketika kebijakan dan aturan disusun dengan integritas, keadilan, dan keberpihakan pada kepentingan publik, manfaatnya akan langsung terasa. Masyarakat akan merasakan kemudahan dalam berhukum. Di mana, proses legal menjadi transparan, cepat, dan tidak berbelit.

Birokrasi yang efisien memungkinkan warga mengurus segala keperluannya tanpa hambatan berarti. Iklim usaha yang kondusif, didukung oleh aturan yang jelas dan adil, akan mendorong masyarakat untuk berusaha secara halal, menumbuhkan ekonomi yang berkelanjutan.

Terciptanya Masyarakat yang Adil dan Sejahtera 

Kebijakan dan aturan yang proporsional dan berdasarkan keinginan luhur untuk menegakkan keadilan, akan berdampak pada hak-hak setiap individu yang terlindungi. Ini menciptakan lingkungan yang stabil dan kondusif bagi pertumbuhan ekonomi serta kesejahteraan sosial.

Kemudahan Berhukum dan Birokrasi

Untuk melakukan usaha dengan halal, dapat memberikan kepastian hukum oleh kebijakan yang baik. Hal itu tentunya akan memudahkan masyarakat dalam menjalankan aktivitas hukum dan bisnis.

Investor akan lebih percaya diri untuk berinvestasi, dan pelaku usaha dapat menjalankan kegiatannya tanpa khawatir terhadap praktik-praktik ilegal atau ancaman perilaku koruptif. 

Dalam lingkungan seperti ini, masyarakat akan memilih untuk taat hukum. Bukan karena takut, melainkan karena merasakan langsung manfaat dari kepatuhan tersebut. Keadilan substantif bukan lagi sekadar wacana, melainkan kenyataan yang menghadirkan masyarakat yang adil dan sejahtera. Anak-anak tumbuh dalam lingkungan yang aman, di mana hak-hak mereka terlindungi, dan masa depan tampak lebih cerah.

Ketika Kebijakan Melenceng: Bumerang Keadilan

Namun, apa jadinya jika gema kebijakan dan aturan itu justru membawa dampak negatif? Jika aturan dibuat secara sembarangan, tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat, atau bahkan diwarnai oleh korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), maka dampaknya bisa sangat merusak.

Kita bisa melihat pengedar narkoba yang leluasa berkeliaran, merusak generasi muda, karena hukum tidak ditegakkan dengan semestinya. Perusahaan dengan mudah merusak lingkungan demi keuntungan sesaat, mencemari air, udara, dan tanah, yang pada akhirnya akan merugikan kesehatan dan keberlanjutan hidup masyarakat.

Dampak buruk ini, dalam jangka panjang, tidak hanya menimpa masyarakat umum, tetapi juga akan dirasakan oleh anak-anak dari pejabat dan aparat penegak hukum itu sendiri. Lingkungan yang rusak, masyarakat yang sakit, dan hukum yang tumpul akan menjadi warisan pahit bagi mereka.

Lebih parah lagi, jika pejabat dan aparat penegak hukum justru terlibat dalam praktik culas. Misalnya, membebaskan pembunuh karena suap, maka mereka telah memberikan contoh terburuk bagi masyarakat yang sama saja melegitimasi sebuah pembunuhan misalnya.

Kepercayaan publik hancur, keadilan substantif lenyap, dan hukum hanya menjadi alat bagi segelintir orang. Akan terjadi gerusan keadilan substantif yang menciptakan kedzaliman, di mana orang tidak bersalah dapat di hukum sedangkan orang bersalah dapat dibebaskan atau diberikan keringanan dan kemudahan dalam berbagai bentuk.

Masyarakat akan kehilangan pegangan, kepercayaan, kebingungan antara yang benar dan salah, dan pada akhirnya, tatanan sosial akan terancam.

Tanggung Jawab Bersama

Oleh karena itu, penting bagi setiap pejabat negara dan aparat penegak hukum untuk selalu mengingat, bahwa setiap keputusan mereka memiliki gema yang akan menentukan arah masa depan bangsa.

Membangun keadilan adalah investasi jangka panjang yang akan dinikmati oleh seluruh generasi, termasuk anak cucu mereka sendiri. Sebaliknya, merusak keadilan adalah menggergaji dahan tempat kita berpijak, menciptakan kehancuran yang akan menimpa siapa saja tanpa pandang bulu.

Keegoisan dan keserakahan jangka pendek dapat merusak dan berdampak bagi banyak orang termasuk anak cucu sendiri dalam jangka panjang, sedangkan kebijaksanaan dan ketepatan pikir jangka panjang dapat memberikan manfaat yang besar bagi siapapun. 

Copy