Tahapan wawancara Seleksi Hakim Yustisial (HY) Badan Urusan Administrasi Mahkamah Agung telah resmi berakhir. Bagi saya, proses ini bukan sekadar rangkaian administratif, melainkan ruang pembelajaran bersama untuk menjaga kualitas dan marwah peradilan.
Seluruh proses seleksi telah kami laksanakan secara profesional dan akuntabel. Nilai akhir peserta telah kami sampaikan kepada pimpinan, dan keputusan final akan ditetapkan melalui mekanisme Rapat Pimpinan TPM sesuai ketentuan yang berlaku. Transparansi dan objektivitas menjadi prinsip yang terus kami jaga dalam setiap tahapan.
Saya menyampaikan terima kasih atas berbagai masukan, saran, dan feedback yang disampaikan para peserta. Bagi saya, setiap respon bukan sekadar catatan, tetapi cermin untuk terus memperbaiki tata kelola dan kualitas organisasi. Kompetisi yang sehat, objektif, dan transparan adalah fondasi penting dalam membangun kepercayaan publik terhadap peradilan.
Penghargaan setinggi-tingginya juga saya sampaikan kepada seluruh Panitia Seleksi. Di balik proses yang tertib dan profesional, terdapat kerja keras, dedikasi, dan integritas yang patut diapresiasi. Mereka bekerja dalam sunyi, namun dampaknya sangat menentukan kualitas hasil yang kita bangun bersama.
Kepada seluruh peserta seleksi, saya ingin menyampaikan rasa bangga. Dari proses ini saya melihat semangat, kualitas, dan reputasi yang luar biasa. Saya melihat harapan bagi masa depan peradilan Indonesia yang lebih kuat, lebih bermartabat, dan semakin dipercaya masyarakat.
Perjalanan ke depan tentu tidak mudah. Tantangan akan terus hadir. Namun saya meyakini, dengan komitmen yang kokoh, integritas yang terjaga, dan semangat pengabdian yang tidak pernah padam, kita mampu menorehkan babak baru bagi peradilan Indonesia.
Seleksi ini mungkin berakhir, tetapi pengabdian tidak pernah selesai.
Di sinilah kita belajar bahwa integritas bukan hanya tuntutan, melainkan jalan pengabdian.

