Transformasi Moral dan Profesionalisme Aparatur Peradilan Melalui Pembinaan Keagamaan di PN Gresik

Kegiatan keagamaan ini menjadi salah satu bentuk pembinaan moral dan rohani yang diarahkan untuk menumbuhkan semangat pengabdian
Gedung PN Gresik. Foto : Facebook PN Gresik
Gedung PN Gresik. Foto : Facebook PN Gresik

MARINews, Gresik - Dalam upaya memperkuat nilai spiritualitas dan memperkokoh integritas aparatur peradilan, Pengadilan Negeri (PN) Gresik secara konsisten melaksanakan kegiatan pengajian rutin setiap hari Kamis pagi di lingkungan kantor setempat. 

Kegiatan keagamaan ini menjadi salah satu bentuk pembinaan moral dan rohani yang diarahkan untuk menumbuhkan semangat pengabdian, kejujuran, serta tanggung jawab dalam menjalankan tugas sebagai pelayan keadilan.

Kegiatan pengajian tersebut diikuti oleh seluruh aparatur pengadilan, mulai dari unsur pimpinan, hakim, panitera, pejabat struktural, dan seluruh pegawai PN Gresik. 

Dalam suasana khidmat dan penuh kebersamaan, para peserta membaca Surat Yasin, Tausiah Keagamaan, dan Do’a bersama yang dipandu oleh Panitera PN Gresik Hamidi, S.H., M.H.

Ketua Pengadilan Negeri Gresik Achmad Rifai, S.H., M.H., dalam sambutannya, menegaskan pengajian rutin ini bukan sekadar agenda seremonial, melainkan bagian integral dari pembinaan mental dan spiritual aparatur pengadilan serta integritas dan kualitas pelayanan PN Gresik bagi para pencari keadilan di Kabupaten Gresik yang dikenal sebagai kota santri. 

“Aparatur peradilan bukan hanya dituntut profesional dan berintegritas secara hukum, tetapi juga memiliki landasan keimanan yang kuat. Keimanan menjadi benteng moral dalam menjaga netralitas, kejujuran, dan tanggung jawab pelayanan publik,” ujarnya.

Penguatan nilai keagamaan memiliki korelasi langsung dengan kualitas pelayanan publik di lembaga peradilan. Aparatur yang beriman dan berakhlak baik akan lebih mudah menanamkan nilai keadilan substantif, tidak semata-mata keadilan prosedural. 

Oleh karena itu, kegiatan ini dipandang sebagai bentuk internalisasi nilai-nilai spiritual dalam membangun kultur kerja yang bersih dan berintegritas. 

Kegiatan pengajian juga menjadi ruang refleksi bagi seluruh pegawai untuk menata hati, memperkuat motivasi, dan memperbarui niat dalam bekerja, pengajian rutin ini diharapkan mampu menciptakan aparatur yang tidak hanya cakap secara profesional, tetapi juga berjiwa amanah dan penuh tanggung jawab.

Dengan demikian, pengajian rutin setiap Kamis di PN Gresik bukan sekadar tradisi religius, melainkan bentuk nyata komitmen lembaga dalam menyeimbangkan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual aparatur. 

Langkah ini menjadi teladan positif bagi lembaga peradilan lainnya dalam membangun insan hukum yang berintegritas tinggi, beretika, dan berkeadilan.