AI adalah kecerdasan buatan didasarkan teknologi yang mampu meniru kemampuan intelektual manusia. Tapi siapa yang menyangka, bilamana AI diangkat sebagai Menteri oleh sebuah Negara? Terdengar aneh, namun demikian faktanya.
Albania mengejutkan pemberitaan dunia, karena secara resmi mengangkat AI sebagai Menteri.
Pengumuman tersebut, disampaikan Perdana Menteri (PM) Albania Edi Rama, dalam pidato resmi kenegaraan, Jumat, (12/9).
Terobosan ini, bukan sekadar gimmick teknologi, melainkan Pidato PM yang terpilih keempat kalinya sebagai Pemimpin Albania.
Korupsi di Albania merupakan masalah serius, yang telah lama menghambat kemajuan negara tersebut.
Dilansir dari Youtube Kompas.com, AI tersebut Bernama Diella, sebagai anggota kabinet pertama dengan wujud virtual. Diella diciptakan bersama Microsoft menggunakan model dan Teknik AI mutakhir.
Dalam menjalankan tugasnya.secara virtual, Diella digambarkan sebagai sosok yang menggunakan pakaian tradisional Albania.
Dikutip dari detiknews, sesuai bahasa Albania, Diella adalah bentuk perempuan dari kata matahari.
Sesuai Pidatonya, PM Albania akan memberikan dukungan dari struktur khusus untuk adaptasi AI dalam proses pemerintahan dan mandat khusus guna meruntuhkan hambatan prasangka atau ketakutan dan terlebih untuk memberikan dampak yang lebih kuat pada ritme proses pemerintahan.
Menurut Edi Rama, pemberantasan korupsi menjadi alasan penunjukan Diella.
Diella akan mengabdi pada pengadaan publik, yang diharapkan dapat memberantas korupsi dengan menghapus praktik suap, ancaman, hingga konflik kepentingan yang kerap mengganggu berlangsungnya proses tender.
Ia juga ingin menjadikan Albania, sebagai negara dengan tender publik yang 100 persen bebas korupsi dan semua pendanaan publik melalui prosedur tender transparan.
PM Rama juga menjelaskan tugas utama Diella, yakni mengelola proses tender dan pengadaan pemerintah agar bebas dari praktik korupsi, serta lebih cepat dan transparan.
Tercatat, berdasarkan data Transparency International Albania menempati peringkat ke-80 terkorup dari 180 negara di dunia, pada tahun 2024.
Berbagai media menyebut, pengadaan barang dan jasa telah lama menjadi sumber skandal di Albania.
Negara dengan populasi sekitar 2,8 juta jiwa itu, sering disebut sebagai pusat aktivitas mafia internasional dalam pencucian uang hasil perdagangan narkoba dan senjata.
Kondisi tersebut, juga disebut sebagai hambatan terbesar Albania untuk bisa bergabung dengan Uni Eropa pada 2030.
Pemberitaan media dalam negeri Albania, juga menyebut masuknya Diella ke kabinet sebagai transformasi besar dalam pengelolaan birokrasi Albania.
Teknologi dimaksud, bukan hanya dilihat sebagai alat bantu, tetapi juga aktor aktif dalam tata kelola pemerintahan.
Namun, masih menjadi pertanyaan besar, bagaimana mekanisme pelaksanaan, pengawasan, transparansi penggunaan data, hingga potensi penyalahgunaan wewenang teknologi AI.
Apakah benar dengan hadirnya Diella, bisa kebal dari praktik korupsi seperti yang diharapkan PM Albania atau justru menjadi gimmick politik belaka yang tidak terlaksana?
Saat korupsi menjadi ancaman serius dan menghambat kemajuan negara, di mana hadirnya AI dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi, yakni telah membuka diskursus global akan peran kecerdasan buatan AI dalam mengelola birokrasi.
Albania sebagai negara eropa kecil, dengan segala keterbatasannya, saat ini justru menjadi pionir dan negara pertama yang mengangkat AI sebagai Menteri, berwujud bukan manusia.