Untuk mempersiapkan calon pegawai bumiputera, pemerintah kolonial mendirikan sekolah khusus bernama Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren (OSVIA) di berbagai kota di Pulau Jawa dan Sumatera.
Sebelum kemerdekaan, pemerintah kolonial juga berupaya meredam pers, agar tidak menyampaikan fakta kesengsaraan rakyat jajahan atau mewartakan pergerakan nasional dan kesadaran atas kemerdekaan, yang terus tumbuh di lingkungan intelektual bumiputera.
Pelajaran terpenting dari dilema Fantastic Four adalah, keadilan sejati tercapai ketika hakim mampu melindungi hak-hak individual sambil tetap mempertimbangkan dampak sosial yang lebih luas.
Film ini menjadi pengingat, kebenaran seringkali harus diperjuangkan dengan harga mahal, dan mereka yang berani mempertahankannya mungkin harus bersiap untuk diframing dan dijauhi, sebuah realitas pahit yang sayangnya masih kerap terjadi dalam sistem hukum.
Ketentuan hukum tersebut, lahir untuk berikan pedoman ikatan antara pengusaha dengan pekerja bumiputera era kolonial, terutama yang bekerja pada sektor perkebunan atau industri di Hindia Belanda.
Ordonansi Sekolah Liar 1932, ditenggarai sebagai upaya menghambat sekolah Taman Siswa dan sekolah swasta bumiputera lainnya. Pemerintah kolonial menilai sekolah-sekolah tersebut, menularkan semangat nasionalisme dan antipenjajahan.
Awal peraturan perundang-undangan kolonial, yang mengatur pelaksanaan haji adalah Ordonansi Penyelenggaraan Haji 1859, yang tercatat dalam Staatsblad No. 42 Tahun 1859.
Restorasi Meiji adalah salah satu periode paling krusial dalam sejarah Jepang, menandai transformasi radikal dari negara feodal yang terisolasi menjadi kekuatan modern yang disegani di dunia.
Rangkaian kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mempererat kebersamaan, meningkatkan kekompakan, dan memperkuat sinergi antaraparatur peradilan.