Libur Nasional Tahun Baru Islam: Momen Refleksi dan Kinerja Aparatur

Dengan tantangan pekerjaan yang semakin kompleks dan beban perkara yang terus meningkat, menjaga keseimbangan antara tugas dan kesejahteraan mental pegawai menjadi kunci penting dalam menjaga kinerja lembaga peradilan.
Ilustrasi ucapan tahun baru islam. foto freepik.com
Ilustrasi ucapan tahun baru islam. foto freepik.com

Pemerintah telah resmi menetapkan 27 Juni 2025 sebagai hari libur nasional dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 Hijriah. Penetapan ini merupakan bagian dari Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri yang memuat daftar lengkap hari libur nasional dan cuti bersama selama 2025.

Libur ini tentunya menjadi waktu yang dinanti-nanti oleh masyarakat, baik untuk beristirahat, menghabiskan waktu bersama keluarga, maupun melakukan refleksi diri. Dalam konteks kenegaraan, momen tahun baru Islam juga bisa dimaknai sebagai saat untuk menata ulang niat dan komitmen dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab, termasuk bagi aparatur negara.

Bagi Mahkamah Agung dan aparatur peradilan di seluruh Indonesia, momen libur ini dapat dimanfaatkan sebagai waktu rehat yang penting untuk menyegarkan semangat kerja. Terlebih dengan tantangan pekerjaan yang semakin kompleks dan beban perkara yang terus meningkat, menjaga keseimbangan antara tugas dan kesejahteraan mental pegawai menjadi kunci penting dalam menjaga kinerja lembaga peradilan.

Namun demikian, perlu digarisbawahi, meski libur diberikan, pelayanan publik tetap harus dijaga. Pengadilan harus memastikan bahwa pelayanan yang bersifat mendesak tetap dapat diakses oleh masyarakat, misalnya melalui sistem informasi dan pelayanan daring yang kini mulai banyak digunakan di berbagai lingkungan peradilan.

Sebagai lembaga yang menjunjung tinggi nilai keadilan, Mahkamah Agung melalui para pimpinan pengadilan diharapkan mampu menciptakan keseimbangan antara hak libur pegawai dengan tanggung jawab pelayanan hukum. Dengan begitu, peringatan tahun baru Islam bukan sekadar tanggal merah di kalender, tetapi juga menjadi refleksi spiritual dan profesional bagi seluruh aparatur peradilan di Indonesia.

Penulis: Nur Amalia Abbas
Editor: Tim MariNews