MARINews, Paringin-Di tengah badai kekecewaan publik terhadap peradilan akibat terungkapnya kasus suap yang melibatkan oknum hakim, muncul satu suara lirih namun lantang dari sudut peradilan: sebuah lagu. Judulnya “Rintihan Terletih Hakim Berintegritas”. Bukan sekadar karya seni, melainkan jeritan hati hakim-hakim yang kecewa, sekaligus tetap setia.
Adalah Deka Rachman Budihanto, Ketua Pengadilan Negeri Paringin, sosok di balik lagu tersebut. Ia tidak tinggal diam saat mendengar kabar rekannya tertangkap karena dugaan jual beli perkara.
Lirik lagu ini, seakan menunjukkan rasa gundah. Rasanya seperti tertampar keras. Ini bukan hanya soal individu, tetapi soal marwah lembaga Mahkamah Agung yang tercoreng.
Kegelisahan itu tidak dipendam sendiri. Deka, yang memiliki bakat bermusik, menuangkan rasa luka dan harapannya ke dalam lirik. Ia menulis lagu sebagai bentuk perlawanan sunyi: bahwa hakim berintegritas itu masih ada, meskipun suara mereka kerap tak terdengar di tengah riuh rendah pengkhianatan nilai.
“Kegundahan tersebut ditulis dalam sebuah lirik lagu, untuk menggambarkan bagaimana suasana kebatinan ketika koleganya berbuat yang melampaui batas sebagai wakil Tuhan yang memutuskan perkara,” ungkap Deka dikutip dalam grup WA Solidaritas Hakim Indonesia.
Demi mewujudkan lagu ini, Deka menggandeng dua koleganya sesama hakim yang juga memiliki semangat seni: Ikbal Muhammad, Wakil Ketua Pengadilan Negeri Selong, dan Zeni ZM, Hakim Pengadilan Negeri Tasikmalaya.
Walau terbatas jarak, teknologi informasi menjadi jembatan kreativitas sehingga akhirnya lagu "Rintihan Terletih Hakim Berintegritas" tercipta.
“Ketika mendengarkan lagu ini ternyata kekuatan berada pada lirik yang sangat dalam untuk menggambarkan betapa seorang hakim yang berintegritas itu ada dan jumlahnya jauh lebih banyak, namun karena perbuatan tercela oknum hakim akhirnya bangunan kepercayaan masyarakat yang dirintis oleh Pimpinan-pimpinan Mahkamah Agung bagaikan dijatuhi bom atom sehingga yang tertinggal hanya puing-puing kehancuran seakan sulit untuk terselamatkan,” ungkap Deka.
Lagu “Rintihan Terletih Hakim Berintegritas” lahir bertepatan dengan peringatan HUT IKAHI ke-72. Bagi ketiganya, ini adalah kado ulang tahun yang menghibur dan menguatkan para Yang Mulia di seluruh penjuru Indonesia untuk tetap bersemangat!
Berikut kutipan lirik lagu "Rintihan Terletih Hakim Berintegritas":
Air mata terus mengalir meratapi nasib lembaga ini.
Badai takkan berlalu silih berganti sesakkan nafas ini.
Sudahlah kau ungkap saja niat busukmu pada lembaga ini.
Janganlah kau sembunyi dibalik toga merahmu itu.
Hei.. hei.. hakim berintegritas.
Bersuara keras sekali lagi.
Kutahu ini rintihan terletihmu.
Nyatakan kau tetap ada.
Walaupun takkan ada lagi yang mendengar.
Bait-bait itu bukan keluhan, tetapi seruan. Seruan agar bangsa ini tak menyerah kepada narasi kelam tentang kehakiman. Biarkan waktu yang membuktikan. Biarkan rakyat yang menilai. Lagu ini sebagai isyarat bahwa hakim berintegritas tetap ada, menjaga palu keadilan, menjaga nurani. Dan di tengah keraguan yang membuncah, lagu ini berdiri sebagai bukti: bahwa di balik toga, masih ada jiwa-jiwa yang lelah namun tidak menyerah.