Dikenal sebagai seorang polyglot otodidak, Ali Audah (AA) adalah salah satu tokoh besar dalam dunia penerjemahan di Indonesia. Ia merupakan pendiri Himpunan Penerjemah Indonesia (HPI) dan dikenal luas melalui kontribusinya yang luar biasa dalam menerjemahkan dan menulis berbagai karya ilmiah dan sastra.
Dalam bidang penerjemahan, mayoritas karyanya berasal dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia. Selain itu, ia juga banyak menerjemahkan karya dari bahasa Inggris, serta sejumlah karya dari bahasa Prancis dan Jerman.
Yang menarik, seluruh kemampuan bahasanya diperoleh secara otodidak. Tanpa pendidikan formal khusus di bidang kebahasaan, Ali Audah mampu menguasai berbagai bahasa asing dan menghasilkan karya-karya yang diakui kualitasnya secara luas, baik oleh akademisi maupun masyarakat umum
Mengenai penerjemahan, alih-alih mendapat proyek terjemahan, Ali Audah hanya mau menerjemahkan karya-karya pilihannya sendiri, yakni karya yang monumental dan kualitas karya dunia, seperti misalnya “Sejarah Muhammad” karya Haekal, sang sastrawan Mesir, “Membangun Kembali Pikiran Agama” dalam Islam karya filsuf Pakistan, Iqbal, dan lain-lain. Tidak heran jika AM Fatwa (Wakil Ketua MPR 2004-2009) mengatakan, Ali Audah adalah maestro terjemah Indonesia.
Berikut adalah lima karya AA yang monumental
1. Sejarah Muhammad
Buku tersebut berjudul Hayatu Muhammad. Ditulis oleh seorang jurnalis yang juga sastrawan Mesir, Dr. Muhammad Husain Haekal, Ph.D. Tidak ada keterangan berapa lama AA menghabiskan waktu untuk menerjemahkan karya yang terdiri lebih dari 500 halaman ini.
Buku yang dicetak pertama kali pada 1972 dan pada April 2014 sudah masuk cetakan yang ke 44 ini, membahas sejarah munculnya Islam, bagaimana orientalis menentang dan menjelek-jelekkan Islam, serta sejarah Nabi Muhammad dari sebelum lahir hingga kepemimpinannya digantikan oleh Abu Bakar.
Sejarah Muhammad adalah buku pertama berbahasa Arab yang diterjemahkannya oleh Ali Audah. Baginya, ini adalah buku yang membuatnya bisa cinta kepada Nabi Muhammad SAW, karena ditulis dengan menekankan hanya pada dua mukjizat, akhlak dan Al-Qur’an, di mana buku sejenis dipenuhi oleh cerita-cerita takhayul.
2. Qur’an, Terjemahan dan Tafisrnya.
The Holy Qur’an, Text, Translation and Commentary karya Abdullah Yusuf Ali setebal 1.862. Diedarkan di Amerika Serikat sebagai hadiah dari Raja Arab Saudi. Buku ini dinilai jelas dan kontekstual oleh banyak orang karena ditulis oleh ilmuwan Islam yang berkualitas.
The Holy Qur’an: Text, Translation, and Commentary terbit pertama kali pada 1934, telah diterjemahkan dengan baik sekali oleh AA ke dalam bahasa Indoensia pada saat usianya sudah lanjut. Terjemahan tafsir ini, terbit pada 2009, saat AA berusia 84 tahun.
3. Membangun Kembali Pikiran Agama dalam Islam.
Judul aslinya adalah The Reconstruction of Religious Thought in Islam, karya monumental seorang sastrawan dan filsuf besar Pakistan, Mohammad Iqbal.
AA tidak sendiri menerjemahkan buku ini. Dia dibantu oleh dua sahabatnya Gunawan Muhammad dan Taufik Ismail. Buku tersebut berisi wawasan Islam, terutama yang menyangkut kemerdekaan “ego insani”, bentuk mandat Tuhan kepada manusia di bumi.
4. Lorong Midaq
Judul aslinya adalah “Zuqaqaul Midaq” karya sastrawan Mesir Naquib Mahfudz. Novel yang berlatar Mesir ini bercerita tentang kehidupan masyarakat Mesir di sebuah lorong yang namanya Lorong Midaq pada 40-an. Novel yang ditulis pada 1957 ditayangkan secara bersambung di Koran al-Ahram. Novel ini dilarang terbit di Mesir karena menurut ulama-ulama Mesir, novel ini menghina Islam dan para ulama.
Novel ini bercerita tentang Hamida, gadis yatim piatu miskin cantik yang hidup bersama ibu angkatnya, Umm Hamida, seorang wanita berusia 60 tahunan. Hamida bermimpi memiliki kehidupan yang lebih baik dan suami yang bisa memenuhi hasrat duniawinya. Namun, ironis, Abbas sang suami impiannya malah membawa Hamida ke jurang kehinaan, menjadi pelacur bagi tentara sekutu yang bermarkas di Kairo.
Terkait pemilihan karya, AA hanya mau menerjemahkan karya yang ditulis oleh sastrawan. Hal ini bisa dilihat dari semua karya-karya dunia yang diterjemahkannya, yang semua ditulis oleh sastrawan, termasuk dengan “zuqaqul midaq” ini, terlepas dari kontroversial yang ada terkait karya tersebut.
5. Korkondansi Alquran.
Buku Panduan Kata Dalam Mencari Ayat Qur’an ini bukanlah hasil terjemahan, melainkan AA yang menyusunnya. Buku setebal kurang lebih 861 halaman tersebut, masih menjadi pegangan utama bagi mereka yang ingin mencari kata, ayat, nomor surah dalam Qur’an.
Buku ini dikhusukan bagi orang Indonesia, karena metode pencariannya dibuat AA tidak sesuai dengan urutan versi bahasa Arab, melainkan menyesuaikan dengan bahasa latin.
Dalam kata sambutannya di buku Korkondansi Qur’an, Prof. Dr. Ir. H. Andi Hakim Nasution menceritakan asal-usul ide di balik terbitnya buku monumental tersebut. Suatu pagi pada 1983, saat berjalan bersama sahabatnya AA, Andi mengungkapkan kesulitannya dalam mencari ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan kata-kata tertentu.
Sebagai solusinya, ia mencoba menggunakan Korkondansi Qur’an versi bahasa Arab. Namun, kendala tetap dirasakan. Susunan berdasarkan akar kata bahasa Arab membuatnya sulit digunakan oleh mereka yang tidak mendalami ilmu bahasa Arab. Misalnya, saat ingin mencari kata takwa, ia tidak menemukannya di bawah huruf "T", karena dalam bahasa Arab kata tersebut berasal dari akar kata yang dimulai dengan huruf W (waqā).
Dari pengalaman itulah, AA mendapat inspirasi untuk menyusun Korkondansi Qur’an versi Latin, yang lebih mudah diakses oleh masyarakat Indonesia. Ia mulai merancang metode pencarian yang disesuaikan dengan abjad Latin, bukan sistem akar kata Arab, agar pencarian ayat dalam Al-Qur’an menjadi lebih praktis dan efisien.
Hasil dari ide brilian ini adalah sebuah buku setebal ratusan halaman yang pertama kali diterbitkan pada 1991 oleh PT. Pustaka Litera AntarNusa. Karya ini menjadi tonggak penting dalam studi Al-Qur’an di Indonesia.
Bahkan, Prof. M. Quraish Shihab, cendekiawan Al-Qur’an terkemuka, menyebut, Korkondansi Qur’an sebagai "karya yang tak ternilai harganya" bagi pengembangan studi dan pemahaman Al-Qur’an di tanah air.