Kepala Badan Strategi Kebijakan, Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan Peradilan Mahkamah Agung, Dr. H. Syamsul Arief, S.H., M.H membuka secara resmi Pelatihan Teknis Yudisial Filsafat Hukum Untuk Keadilan, pada Senin (1/12), pukul 07.00 WIB.
Pelatihan yang diikuti ratusan hakim ini akan dilangsungkan selama lima hari secara daring.
Melalui sambutannya, pria yang dikenal hobi menggeluti dunia filsafat ini menuturkan, ada sekitar 400-an hakim yang akan menjadi peserta pelatihan.
Jumlah peserta ini didapatkan setelah panitia melakukan verifikasi terhadap lebih dari 600 pendaftar awal.
Ia memuji para peserta yang mengikuti pelatihan tersebut, karena menurutnya dibutuhkan keberanian yang besar untuk mempelajari filsafat. “Mengikuti pelatihan ini membutuhkan keberanian, untuk memahami hakikat nilai-nilai kehidupan, yang dimulai dari bangun tidur, hingga melakukan aktivitas harian, apa dan untuk apa itu” ujarnya.
Ia juga menambahkan, keberanian itu juga terwujud melalui keberanian untuk melakukan dialektika dalam mencari hakikat kebenaran. Oleh sebab itu, menurutnya, pelatihan ini akan menjadi tempat yang tepat bagi hakim-hakim yang berani berdialektika. “Melalui pelatihan ini, para peserta akan mampu menyusun dan mendapatkan putusan yang sangat solid terhadap perkara yang ditanganinya, sehingga tidak akan ada nalar sesat di dalam putusan itu” tegasnya.
Ia menuturkan pelatihan teknis yudisial filsafat hukum untuk keadilan ini diperuntukkan untuk para hakim yang berani untuk berpikir jauh hingga palung kedalaman filsafat.
“Melalui pelatihan ini juga, peserta akan menggali makna-makna kemerdekaan berpikir, kemerdekaan hakim, apa itu dan bagaimana pelaksanaannya saat bergelut dengan perkara” ujar Syamsul Arief sebelum mengakhiri sambutannya.