Tanggal 2 Desember 2025 merupakan hari yang bahagia dan menjadi kado istimewa menjelang akhir tahun bagi Pengadilan Agama Tutuyan. Di hari tersebut Pengadilan Agama Tutuyan resmi ditetapkan sebagai salah satu satuan kerja berpredikat Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dari Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi melalui Sekretaris Mahkamah Agung RI.
Pengumuman tersebut tertuang dalam Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung RI Nomor 27570/SK/SK.PW1/XI/2025 tanggal 28 November 2025, yang telah diunggah melalui laman resmi Mahkamah Agung.
Capaian ini diraih setelah melalui proses panjang serta membangun komitmen, disiplin, budaya kerja yang kuat di lingkup internal satuan kerja PA Tutuyan.
“Ini pertama kali kami lolos sampai ke tahap akhir dan Alhamdulillah di tahun pertama ini kami berhasil meraih predikat ini. Kami merupakan satuan kerja pertama di bawah Pengadilan Tinggi Agama Manado yang meraih predikat Wilayah Bebas Korupsi (WBK). Kunci keberhasilan kami dengan membuat komitmen dan kerjasama yang baik serta membuat terobosan atau inovasi pelayanan publik yang memudahkan masyarakat pencari keadilan” jelas Ahmad Edi Purwanto, S.H.I., M.H., Ketua Pengadilan Agama Tutuyan saat ditemui di Ruang Kerjanya, Rabu (3/12).
Dalam mewujudkan Zona Integritas Wilayah Bebas Korupsi dimulai dengan membangun enam area perubahan yaitu manajemen perubahan, penataan tata laksana, penataan manajemen SDM, penguatan akuntabilitas, penguatan pengawasan, dan peningkatan kualitas pelayanan publik.
“Dengan pembangunan tersebut berdampak pada peningkatan kepuasan dan pemberian pelayanan kepada masyarakat. Ini dibuktikan dengan hasil Indeks kepuasan masyarakat dari skor sebelumnya 3.93 menjadi 3.96. Jadi pembangunan Zona Integritas juga berkorelasi dengan tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang kita berikan,” terangnya.
Sementara itu, Ketua Tim Zona Integritas (ZI) Pengadilan Agama Tutuyan, Bapak. Husnul Ma’arif, S.H.I., M.H., mengungkapkan kunci keberhasilan PA Tutuyan mendapat predikat adalah sistem yang diterapkan di PA Tutuyan sudah sangat tersistem, mulai dari awal ketika pihak datang ke pengadilan, pihak mengisi daftar hadir pengunjung/pihak melalui inovasi e-visitor, kemudian terkait kebersihan baik pegawai dan pihak dapat melaporkan jika terdapat ruang/bagian pengadilan yang kotor melalui inovasi e-checkman. Di saat teknologi yang sudah maju, kami memaksimalkan kemajuan tersebut untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat melalui inovasi unggulan kami. ungkapnya.
Di kesempatan tersebut, Ketua Tim ZI sekaligus membagikan strategi dan kiatnya dalam mendapatkan predikat WBK yakni dengan menyamakan persepsi antara pimpinan dan seluruh pegawai, membentuk kelompok kerja, menciptakan beragam inovasi dan terobosan-terobosan baru. Kami mengadakan shalat berjamaah dan Gerakan Tadarus Bakda Ashar (GETAR) untuk membangun kebersamaan dan kekompakan.
“Saya selaku Ketua Tim ZI memberikan pemahaman kepada para pegawai tentang konsep zona integritas, membentuk tim Pokja dan ketua kelompok area perubahan. Kita juga melakukan monitoring dan evaluasi pembangunan Zona Integritas secara berkala dan berkelanjutan, selain itu dalam rangka mewujudkan perangkat daerah yang adaptif dan kolaboratif, kami melakukan terobosan inovasi yang kami pikirkan bersama di dapur inspirasi“ terangnya.
Dalam pelaksanaan kami menghadapi berbagai tantangan untuk mewujudkan WBK yaitu rasa jenuh dan hilang motivasi.
“Di saat kami mulai rasa patah semangat dan hilang motivasi, kami saling menguatkan satu sama lain dan saya selalu menekankan bahwa untuk mencapai tujuan besar dibutuhkan usaha yang tidak singkat, pengorbanan yang tak sedikit, serta semangat yang selalu terbarukan, plus senantiasa optimistis dan berpikiran positif,’’ ujarnya.
Tak hanya sekedar predikat, Husnul Ma’arif menuturkan akan melakukan upaya berkelanjutan agar capaian ini dapat berjalan optimal, diantaranya dengan memonitoring setiap area perubahan dan evaluasi secara berkelanjutan. saya berharap capaian ini berdampak pada peningkatan integritas dan pelayanan yang semakin baik.
“Tugas besar kita adalah sebagai satuan kerja percontohan harus memberikan contoh yang baik serta menjalankan dan mempertahankan predikat WBK ini, karena selama 1 tahun ke depan merupakan tahun evaluasi apakah kami masih layak memegang predikat WBK atau tidak, maka dari itu fokus kami sekarang ialah menjalankan dan menerapkan apa yang kami sudah canangkan pada saat pembangunan zona integritas,” pungkasnya.