MARINews, Jakarta - Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA RI) tengah meresmikan babak baru dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yudisial, melalui Badan Strategi Kebijakan dan Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan Peradilan (BSDK).
MA menyambut kedatangan 9.257 Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Angkatan 2025 dari Sabang hingga Merauke.
Ini bukan sekadar orientasi biasa, namun adalah panggilan transformasi yang mengadopsi penuh model distance learning (pembelajaran jarak jauh), menegaskan komitmen MA terhadap modernisasi birokrasi dan efisiensi.
Tahap Krusial: 15 Hari Massive Online Open Courses (MOOC)
Jantung dari orientasi ini, adalah pelaksanaan MOOC (Massive Online Open Courses) yang menuntut disiplin dan kemandirian belajar tingkat tinggi.
- Waktu Belajar: Selama 15 hari kerja, terhitung mulai 3 hingga 19 November 2025, ribuan PPPK akan mengikuti sesi pembelajaran mandiri. Ini adalah periode krusial untuk menanamkan nilai-nilai dasar ASN (Aparatur Sipil Negara) dan etika pelayanan publik khas Mahkamah Agung.
- Akses Digital Tanpa Batas: Pembelajaran dilakukan melalui platform resmi Lembaga Administrasi Negara (LAN RI) di https://sibangkom.lan.go.id/pembelajaran-wajib/login, di mana akses menggunakan kombinasi NIP dan NIK sebagai gerbang menuju ilmu. Konsep ini, memungkinkan pegawai baru untuk belajar kapan dan dimana saja, yang selaras dengan tuntutan fleksibilitas di era digital.
- Implementasi di Satuan Kerja: Seluruh proses pembelajaran akan berlangsung di Satuan Kerja masing-masing. Hal ini menunjukkan, orientasi bukan hanya teori, tetapi segera terintegrasi dengan lingkungan kerja nyata, memastikan relevansi materi dengan tugas operasional harian.
Mengasah Kemampuan Teknologi: Lahirnya Pelayanan Publik 4.0
Keputusan MA mengadopsi Distance Learning, adalah langkah strategis untuk memastikan PPPK MA menjadi pelayan publik yang cakap digital (Digital Savvy).
Para peserta, didorong untuk mahir menggunakan berbagai aplikasi teknologi informasi (TI) seperti Learning Management System (LMS) Pijar, web conference (Webex), hingga aplikasi komunikasi tim seperti WhatsApp. Penguasaan aplikasi dimaksud sangat penting untuk:
- Kolaborasi Efektif: Memastikan komunikasi dan koordinasi yang lancar dengan sesama peserta, mentor, dan tenaga pelatihan dari LAN serta lembaga terakreditasi lainnya.
- Efisiensi Pelayanan: Menciptakan SDM yang siap mendukung program-program digitalisasi MA di masa depan, mulai dari e-Court hingga inovasi pelayanan lainnya.
Semangat Kontribusi dari Garda Depan Peradilan
Antusiasme menyambut orientasi ini terasa di seluruh lingkungan peradilan. Salah satunya datang dari Pengadilan Agama Maninjau, yaitu PPPK yang mengikutinya dengan penuh semangat, diantaranya adalah Dian Misfa Dilla, Hengki Permana, Nila Dewita, Nina Sumitri, Aris Munandar, Edwarsyah, dan Yurnelis.
Mereka, yang mengisi posisi vital seperti Penata Layanan Operasional dan Operator Layanan Operasional, mengungkapkan kegembiraan dan harapan besar.
"Kami sangat senang bisa mengikuti kegiatan ini. Kami berharap, ilmu yang didapat dari orientasi ini dapat langsung kami terapkan untuk memberikan kontribusi yang lebih besar dan meningkatkan kualitas layanan di satuan kerja kami, demi Mahkamah Agung yang kita cintai," ungkap salah satu perwakilan.
Melalui orientasi berbasis teknologi ini, MA tidak hanya mendidik pegawai baru, tetapi juga sedang menenun benang integritas dan profesionalisme digital yang akan menjadi fondasi bagi wajah peradilan Indonesia yang modern, cepat, dan transparan.





