Dari film yang beredar di saluran televisi atau kanal youtube, banyak hikmah serta kebijaksanaan yang dapat dipelajari. Meskipun film tersebut, diambil dari cerita fiksi yang tidak menggambarkan kehidupan secara faktual.
Termasuk juga film kartun yang sebenarnya ditujukan untuk hiburan anak-anak di rumah. Film serial Shiva yang menceritakan kehidupan anak kecil India dan pernah disiarkan salah satu saluran televisi Indonesia, bisa dijadikan pembelajaran bagi para penegak hukum, khususnya Hakim.
Tidak hanya terkenal di negara asalnya, serial Shiva digemari oleh anak-anak Bangladesh, Indonesia serta negeri Asia lainnya.
Shiva merupakan tokoh utama dalam film tersebut, yang sering dianggap sebagai anak kecil oleh para penjahat. Bahkan saat diremehkan, perkataan familiar yang selalu diucapkan Shiva dalam setiap serialnya adalah “jangan panggil aku anak kecil paman, panggil aku Shiva”.
Walaupun sering dinilai anak kecil, oleh pelaku kejahatan, aksi heroik Shiva dan beberapa rekannya ikut membantu pengungkapan peristiwa pidana, yang tidak sedikit merupakan peristiwa rumit dan membantu aparatur penegak hukum menemukan atau menangkap tersangkanya.
Bahkan hampir dalam seluruh serialnya, Kepolisian India yang diwakilkan oleh Inspektur Ladoo Singh selalu terbantu oleh aksi Shiva dan rekan-rekannya.
Keberanian dan prestasinya menangkap para pelaku tindak pidana, pemerintah India menganugerahinya penghargaan.
Hikmah dari Serial Shiva
Meskipun sering dianggap anak kecil, Shiva dan rekan-rekannya tidak pernah gentar menghadapi pelaku kejahatan yang menggunakan ragam sumber dayanya, guna lolos dari jerat pidana.
Keberanian dan optimisme membantu penegakan hukum, dapat dicontoh tokoh Shiva tersebut.
Bagi Hakim yang terkualifikasi junior atau belum memiliki masa kerja yang panjang sebagai Hakim, jangan pernah berkecil hati atas kemampuannya dalam memeriksa dan mengadili suatu perkara, guna memberikan keadilan, kemafaatan serta kepastian hukum kepada para pencari keadilan.
Namun sikap keberanian atau tidak takut menghadapi tantangan dalam memeriksa dan mengadili suatu perkara, termasuk kepercayaan diri yang tinggi perlu diimbangi dengan peningkatan kualitas pribadi seorang hakim.
Hakim wajib menjadi pembelajar seumur hidupnya, ilmu pengetahuannya perlu dikembangkan melalui aktivitas membaca buku, mengikuti forum diskusi ilmiah, dan beragam peningkatan kualitas diri lainnya.
Selain itu, rasa berani tidak hadir dengan sendirinya atau berada di ruang hampa, di mana Hakim yang berintegritas dan tidak memiliki kepentingan akan suatu perkara, menimbulkan keberanian menyatakan kebenaran substansial, meskipun teror dan upaya intervensi membayanginya.
Kemampuan intelektualitas, yang berkolaborasi dengan integritas akan membentuk karakter seorang Hakim yang disegani masyarakat, karena putusannya memancarkan keadilan di tengah kehidupan sosial masyarakat. Walaupun dalam kategori usia, hakim tersebut masih relatif berusia muda.
Lebih lanjut, melalui Hakim yang adil, kejahatan di suatu daerah dapat berkurang secara signifikan.
Semoga serial Shiva dapat menjadi renungan bagi para hakim dalam menegakan hukum dan keadilan dari ruang persidangan.