Resensi Film We Own The Night: Saat Bahaya Narkotika Menuntut Pilihan Darah atau Uang di Jantung Keluarga NYPD

Inti ceritanya berpusat pada seorang pemuda yang hidup di dunia yang berlawanan dengan keluarganya, yang akhirnya terdorong ke sisi hukum
Poster film We Own The Night, Foto ; Sony Pictures
Poster film We Own The Night, Foto ; Sony Pictures

Film drama kriminal tahun 2007, We Own The Night, Produksi Columbia Picture dan 2929 Production, menceritakan kisah yang gelap dan emosional tentang konflik loyalitas, pilihan moral, dan penebusan dalam keluarga di Brooklyn, New York, pada 1988. 

Inti ceritanya berpusat pada seorang pemuda yang hidup di dunia yang berlawanan dengan keluarganya, yang akhirnya terdorong ke sisi hukum karena bahaya kartel narkoba.

Robert "Bobby" Green dan Hidup di Sisi Lain

Karakter utama, Robert "Bobby" Green (Joaquin Phoenix), menjalani kehidupan mewah sebagai manajer klub malam El Caribe yang populer di Brighton Beach. Ia menikmati kekayaan dan gaya hidup bebas di tengah hiruk pikuk malam New York. 

Namun, nama "Green" adalah sebuah kedok. Nama aslinya adalah Grusinsky, dan ia sengaja menjauhkan diri dari keluarganya yang terpandang di kepolisian.

Ayahnya, Albert "Burt" Grusinsky (Robert Duvall), adalah Wakil Kepala NYPD yang legendaris, dan kakaknya, Joseph "Joe" Grusinsky (Mark Wahlberg), baru saja dipromosikan menjadi Kapten Polisi. 

Bobby menganggap remeh pekerjaan mereka dan memilih hidup sebagai "anak nakal" yang dekat dengan dunia malam.

Ancaman dari Vadim Nezhinski

Klub El Caribe ternyata menjadi tempat favorit bagi gembong narkoba Rusia yang kejam, Vadim Nezhinski, keponakan dari pemilik klub. Joe dan Burt menargetkan Vadim dan mendesak Bobby untuk bekerja sama memberikan informasi.

Bobby menolak mentah-mentah, takut kehilangan bisnis dan kekasihnya, Amada Juarez. Ia mencoba mempertahankan posisi netral antara keluarganya dan bos-bos kriminalnya.

Titik Balik yang Brutal

Setelah Vadim ditangkap dalam sebuah penggerebekan, Bobby dipaksa melihat konsekuensi nyata dari dunia yang ia bela. 

Ketegangan antara Bobby dan Joe memuncak. Tak lama kemudian, Vadim melancarkan serangan balasan: Joe ditembak di wajah dan mobilnya dibakar. Joe selamat tetapi terluka parah.

Melihat kakaknya terbaring tak berdaya dan nyaris tewas, Bobby mengalami pergolakan batin yang hebat. Penembakan itu adalah peringatan keras bahwa bahaya narkotika yang selama ini ia abaikan telah mengancam nyawa keluarganya sendiri.

Penebusan dan Tragedi

Bobby akhirnya setuju untuk bekerja sama dengan polisi. Ia mulai menyamar dan mempertaruhkan nyawanya untuk mendapatkan bukti. 

Dalam sebuah operasi penangkapan yang melibatkan pengejaran mobil yang dramatis di tengah hujan, tragedi besar terjadi: Ayah Bobby, Burt Grusinsky, tewas terbunuh oleh anak buah Vadim.

Kematian ayahnya menjadi pukulan terakhir yang menghancurkan dan mengubah segalanya. 

Tidak ada lagi jalan kembali bagi Bobby. Ia memutuskan untuk melepaskan gaya hidup "Green" dan menerima takdirnya sebagai Grusinsky.

Memilih Jalan NYPD

Didorong oleh rasa bersalah, keinginan membalas dendam, dan kesadaran akan bahaya yang ditimbulkan oleh sindikat narkoba, Bobby membuat keputusan terbesar dalam hidupnya: ia bergabung dengan NYPD. 

Keputusan ini merenggangkan hubungannya dengan Amada, tetapi ia merasa harus menyelesaikan apa yang telah dimulai keluarganya.

Bersama Joe, Bobby merencanakan operasi penangkapan terakhir. Setelah berhasil menyudutkan Vadim di ladang ilalang, Bobby akhirnya menembak mati gembong narkoba tersebut, membalaskan dendam ayah dan kakaknya.

We Own The Night ditutup dengan pemandangan Bobby, kini berseragam polisi, lulus dari Akademi NYPD. 

Kisahnya adalah narasi kuat tentang bagaimana bahaya narkotika memaksa seorang anak "nakal" untuk meninggalkan kehidupan malamnya dan mengambil tanggung jawab tertinggi—menjadi bagian dari barisan depan untuk memerangi kejahatan yang mengancam keluarganya dan kotanya.

Kesimpulan

Klub Bobby ternyata menjadi markas operasi narkotika yang dikelola oleh mafia Rusia, yang menjadi target utama keluarga polisinya. 

Ketika kartel narkoba tersebut melancarkan serangan brutal yang melukai kakaknya dan menewaskan ayahnya (Robert Duvall), Bobby dipaksa meninggalkan kehidupan "nakal" dan keuntungannya dari dunia malam. 

Tragedi ini menjadi titik balik bagi Bobby untuk menyadari bahaya nyata tindak pidana narkotika yang mengancam keluarganya dan masyarkat secara nyata. 

Didorong oleh penebusan, Bobby bergabung dengan NYPD, untuk membantu menuntaskan kasus tersebut, menekankan perlunya penegakan hukum yang tegas dan berintegritas untuk merebut kembali jalanan dari cengkeraman kejahatan terorganisir.