MARINews, Jakarta-Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia, Prof. Dr. H. Sunarto, S.H., M.H., menegaskan, seorang pemimpin sejati harus menjadi role model yang dapat diteladani, bukan sekadar foto model yang hanya tampil bergaya.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Yang Mulia (YM) Sunarto saat memberikan sambutan usai melantik tiga pejabat tinggi madya Mahkamah Agung RI di Ruang Prof. Dr. Kusumah Atmadja, Lantai 14 Gedung Mahkamah Agung, Jalan Medan Merdeka Utara No. 9-13, Jakarta, pada Rabu (30/7/2025).
Adapun tiga pejabat yang dilantik adalah:
1. Suradi, S.Sos., S.H., M.H. sebagai Kepala Badan Pengawasan Mahkamah Agung (Bawas MA),
2. Dr. H. Syamsul Arief, S.H., M.H. sebagai Kepala Badan Strategi Kebijakan dan Pendidikan serta Pelatihan Hukum (Badan Strajak) MA,
Dr. H. Sobandi, S.H., M.H. sebagai Kepala Badan Urusan Administrasi (BUA) MA.
Dalam sambutannya, YM Sunarto menekankan, sumpah jabatan yang diucapkan para pejabat adalah bentuk tanggung jawab moral dan spiritual.
"Saya ingin mengingatkan, jabatan ibarat dua sisi mata uang. Di satu sisi, jabatan adalah simbol prestise dan pengakuan atas dedikasi serta prestasi. Namun di sisi lain, jabatan adalah amanah yang harus dijalankan dengan integritas dan keikhlasan," ujarnya.
YM Sunarto juga menegaskan, jabatan bukan sekadar bentuk pengakuan duniawi, melainkan amanah yang bersifat transendental.
“Jabatan adalah titipan Tuhan. Di dalamnya terkandung peluang untuk menebar kebaikan dan manfaat bagi sesama,” tegasnya.
Ia menambahkan, kepercayaan yang diberikan dalam bentuk jabatan bukanlah untuk berkuasa, tetapi untuk melayani.
“Sebagai pejabat, saudara sekalian adalah pemimpin. Kepemimpinan sejati bukan tentang siapa yang paling berkuasa, melainkan siapa yang paling mampu melayani. Inilah sosok pemimpin ideal sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam,” lanjutnya.
Dia pun mengutip sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan Imam Muslim yang menyebutkan: "Sebaik-baik pemimpin di antara kalian adalah mereka yang kalian cintai karena mereka menebarkan manfaat, dan mereka pun mencintai kalian dengan memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat yang mereka pimpin."
YM Sunarto juga menyampaikan, pemimpin yang bijaksana tahu kapan harus berbicara dan kapan harus mendengarkan. Ia menekankan bahwa kepemimpinan adalah seni mempengaruhi tanpa memaksa, memotivasi tanpa mendikte, serta membimbing tanpa menggurui.
“Seorang pemimpin sejati bukan bagian dari masalah, melainkan menjadi solusi. Pemimpin harus mampu menyejahterakan bawahannya, bukan justru menyengsarakan. Jadilah role model, bukan sekadar foto model yang hanya memamerkan kemewahan dan kekuasaan di hadapan anak buah,” pungkas YM Sunarto.