Tiga Pilar Pengamanan Pengadilan di Melbourne: Pelajaran Berharga dari Negara Bagian Victoria

Negara bagian Victoria dikenal memiliki standar tinggi dalam pengelolaan keamanan pengadilan.
Delegasi MA RI di depan KJRI Melbourne dalam rangkaian kunjungan kerja ke Australia.. Foto : Dokumentasi Penulis
Delegasi MA RI di depan KJRI Melbourne dalam rangkaian kunjungan kerja ke Australia.. Foto : Dokumentasi Penulis

MARINews, Melbourne - Negara bagian Victoria dikenal memiliki standar tinggi dalam pengelolaan keamanan pengadilan. 

Kunjungan kerja ke sejumlah pengadilan di kota ini memperlihatkan bahwa keberlangsungan persidangan yang aman dan tertib ditopang oleh tiga pilar utama yang bekerja secara terintegrasi: Victoria Police, Sheriff’s Office Victoria, dan Court Security Officers (CSO) di bawah koordinasi Court Services Victoria.

1. Victoria Police — Garda Terdepan Respons Darurat

Victoria Police bertugas memberikan respons cepat terhadap keadaan darurat, penanganan ancaman, serta dukungan operasional ketika pengadilan menghadapi risiko tinggi. 

Meski tidak berjaga di setiap ruang sidang, kehadiran mereka selalu siaga sebagai back-up untuk menjamin keamanan tanpa mengganggu independensi pengadilan.

2. Sheriff’s Office Victoria — Penegak Perintah Pengadilan

Sheriff’s Office memegang peran penting dalam pelaksanaan perintah pengadilan, mulai dari eksekusi warrant hingga penanganan litigant non-compliance. 

Meskipun tidak berfokus pada penjagaan fisik gedung, keberadaan Sheriff memastikan proses peradilan berjalan efektif, patuh aturan, dan aman.

3. Court Security Officers (CSO) — Garda Harian di Gedung Pengadilan

CSO merupakan unsur keamanan yang hadir setiap hari di pintu masuk dan ruang sidang. Tugas mereka mencakup pemeriksaan keamanan, kontrol akses, pengamanan ruang sidang, hingga penanganan potensi gangguan. 

Di beberapa lokasi, CSO bekerja berdampingan dengan penyedia jasa keamanan profesional yang dikontrak oleh Court Services Victoria.

Sinergi yang Membangun Ekosistem Keamanan Peradilan yang Kokoh

Kolaborasi antara ketiga unsur tersebut menghadirkan ekosistem keamanan yang kuat, efisien, dan terukur. 

Pendekatan ini memungkinkan pengadilan menjalankan fungsi yudisial secara independen, tanpa intervensi, serta memberikan rasa aman kepada hakim, pegawai, para pihak berperkara, dan masyarakat.

Model keamanan terintegrasi seperti ini dapat menjadi referensi penting bagi Indonesia, terutama dalam perbaikan standar operasional, peningkatan kompetensi petugas, serta penguatan koordinasi lintas lembaga.

Diskusi di Federal Court of Australia. Foto : Dokumentasi Penulis

Catatan Menarik dari Penjelasan Petugas Pengadilan dan Perbandingan dengan China

Selain mempelajari struktur formal, selama kunjungan tim juga mendapatkan sejumlah penjelasan langsung dari petugas keamanan dan staf pengadilan Victoria yang memperlihatkan bagaimana nilai privasi dan integritas proses hukum dijaga sangat kuat.

  • Larangan Foto dan Video di Area Dalam Gedung Pengadilan

Petugas menjelaskan pengambilan foto dan video di ruang sidang bahkan area dalam gedung pengadilan tidak diperbolehkan.

Larangan ini diterapkan untuk menjaga wibawa persidangan dan melindungi identitas para pihak.

Hal ini sangat berbeda dengan kondisi di Indonesia, di mana dokumentasi masih relatif bebas, bahkan ada pihak yang melakukan siaran langsung melalui TikTok selama persidangan berlangsung.

  • Pengelolaan CCTV yang Menjunjung Tinggi Privasi Hakim

Dari penjelasan petugas, CCTV di ruang sidang dipasang untuk kepentingan keamanan, namun tidak digunakan untuk pemantauan intensif ataupun mengandalkan teknologi face recognition.

Akses terhadap rekaman juga diatur ketat, dan dalam kasus tertentu hanya dapat dibuka dengan mempertimbangkan persetujuan atau kebutuhan hakim yang bersangkutan.

Pendekatan ini mencerminkan penghormatan yang tinggi terhadap privasi dan independensi hakim.

  • Perbandingan dengan Sistem Pengawasan di China

Pengalaman kunjungan ke China menunjukkan bahwa CCTV di sejumlah kota di China  terhubung pada jaringan terpusat dengan dukungan teknologi AI, termasuk face recognition.

Model di Victoria memilih jalur berbeda: teknologi tetap digunakan untuk keamanan, namun dibatasi agar tidak melampaui batas etika privasi dan kebebasan individual.

Penulis: Sobandi
Editor: Tim MariNews