Di tengah ladang-ladang lembab Louisiana dan kota kecil yang tidur dalam ketenangan pura-pura, seorang lelaki keturunan Afrika-Amerika menginjakkan kaki kembali ke tanah kelahirannya.
Diiringi dentuman musik Heavy Metal yang legendaris dari Band Iron Maiden, “The Number of The Beast” terlihat Terry Richmond berkeringat mengayuh sebuah sepeda dengan membawa sebuah tas punggung. Di tengah gemuruh musik dan keringatnya tersebut, Terry tersentak dan terjatuh akibat ditabrak oleh sebuah mobil polisi.
Sedetik kemudian kita mendapati lelaki itu kemudian dibekuk dan digeledah paksa di bawah todongan senjata api oleh dua polisi berkulit putih. Tanpa tuduhan yang jelas dan tentu saja tanpa pembacaan miranda rules yang tersohor dari negara itu. Segepok uang dari dalam tasnya, yang dimaksudkan sebagai jaminan sepupunya yang ditahan tanpa alasan yang jelas, kemudian disita akibat diduga sebagai uang hasil kejahatan.
Perlawanan Terhadap Sistem Hukum yang Korup dan Ketidakadilan
Begitulah Jeremy Saulnier membuka Rebel Ridge, film thriller aksi yang bukan sekadar kisah tentang keberanian. Ini adalah potret getir tentang sistem hukum Amerika-yang tak sempurna, sering timpang, dan dalam banyak hal, membusuk dalam diam.
Kamera Saulnier jarang berkata-kata. Ia lebih senang memeluk bayang-bayang, menangkap gedung tua dan kantor polisi yang tampak tenang di luar, namun menyimpan bara di dalam. Kota ini, seperti tanah yang diracun perlahan, bisa meledak sewaktu-waktu jika digali terlalu dalam.
Terry Richmond, tokoh utama film ini, yang diperankan dengan intensitas sunyi oleh Aaron Pierre, adalah seorang mantan marinir, korban sejarah, dan anak dari sistem yang membuat janji namun tak pernah menepatinya. Ia datang membawa sejumlah uang untuk membebaskan Mike-sepupunya yang dituduh tanpa alasan jelas. Tetapi uang itu dirampas oleh aparat. Bukan karena ia kriminal. Tetapi karena aparat “Dapat Melakukannya”.
Inilah akar dari cerita Rebel Ridge: sebuah sistem yang tidak perlu menunggu alasan untuk menghancurkan hidup seseorang. Polisi menyita uangnya dengan dalih hukum. Jaksa menutup mata. Dan kota kecil itu menunduk, pura-pura tak tahu karena sudah terlalu lama hidup dalam keterbiasaan ketakutan.
Film ini juga bukan tentang keadilan yang datang dari pengadilan. Tetapi tentang keadilan yang harus ditebus dengan darah, peluh, dan keberanian. Terry, tanpa mengangkat bendera, menjadi simbol dari warga biasa yang tersudut oleh sistem, namun menolak tunduk. Terry melawan sistem korup yang ternyata diam-diam membusuk dalam sudut kota yang sunyi ini.
Berkejaran dengan waktu sebelum sepupunya dikirim ke penjara, Terry dibantu oleh Summer McBride (AnnaSophia Robb), seorang pegawai pengadilan muda yang matanya belum keruh oleh birokrasi. Hubungan mereka bukan romansa, melainkan persekutuan diam-diam antara dua jiwa yang masih percaya bahwa sesuatu bisa diubah-meski dengan risiko nyawa.
Hadirnya sosok McBride menunjukkan bunga harapan masih tumbuh di tengah semak belukar korupsi yang menggeliat yang dimahkotai oleh hukum itu sendiri. Pelan tetapi pasti mereka berdua menemukan kepingan puzzle yang perlahan menelanjangi pemegang kekuasaan yang dipersenjatai oleh hukum di kota itu.
Saulnier, lewat film ini, tak menawarkan penyelesaian manis. Setiap pukulan, tembakan, dan pengkhianatan yang digambarkannya dibingkai dalam rasa getir. Ini bukan film tentang pahlawan. Ini film tentang manusia yang tak lagi bisa diam.
Gambaran Film Rebel Ridge dalam Hukum Indonesia dan Wacana RUU Perampasan Aset
Dalam sepinya dialog dan ketegangan yang menumpuk, Rebel Ridge menyampaikan kritik sosial dengan tajam tetapi tak berteriak. Ia berbicara tentang penyalahgunaan kekuasaan, tentang bagaimana hukum bisa menjadi alat kekerasan, dan bagaimana korupsi merayap bukan dari keserakahan, tetapi dari kebiasaan diam. Dan mendiamkan kejahatan adalah dosa yang melumuri seluruh sistem hukum.
Film ini menyoroti isu civil asset forfeiture, praktik di mana aparat penegak hukum dapat menyita harta seseorang tanpa putusan bersalah. Terdengar asing? Tidak juga. Di Indonesia, di mana saat ini tengah bergulir wacana RUU Perampasan Aset.
RUU yang memberi negara kewenangan menyita harta kekayaan hasil kejahatan bahkan sebelum vonis pengadilan dijatuhkan. Meski dimaksudkan untuk memperkuat pemberantasan korupsi, narkotika, dan pencucian uang, pertanyaannya tetap sama: bagaimana jika kekuasaan itu disalahgunakan?
Namun, seperti dalam Rebel Ridge, isu utamanya bukan hanya soal hukum, tetapi juga penyalahgunaan kekuasaan. Film ini menunjukkan bagaimana aparat bisa menggunakan wewenang hukum untuk merampas hak warga sipil secara semena-mena. Ini menjadi pengingat bahwa mekanisme akuntabilitas sangat penting dalam pelaksanaan undang-undang yang memberi negara kekuasaan besar atas harta warga negara.
Terry adalah gambaran korban dari sistem yang terlalu longgar dalam memberi wewenang, namun terlalu lambat dalam memberi keadilan. Film ini menjadi pengingat bahwa hukum, tanpa akuntabilitas, dapat berubah menjadi alat penindasan. Dan kita, penonton, diajak bertanya: jika keadilan bisa diambil hanya karena kekuasaan mengizinkannya, apa yang tersisa dari hukum itu sendiri?
Kesimpulan: Sebuah Panggilan Bagi Penegak Hukum
Dengan durasi dua jam sebelas menit, Rebel Ridge tayang perdana di Netflix pada 6 September 2024, dan hingga kini masih dapat disaksikan di platform tersebut. Sebagai bagian dari katalog Netflix Original, film ini mendapat sambutan positif dari para kritikus: skor 95% di Rotten Tomatoes dari 122 ulasan profesional, 73% dari lebih dari 2.500 penonton, serta rating 6,8/10 di IMDb.
Namun ironisnya, film ini tetap tergolong underrated. Mungkin karena alurnya yang lambat di awal, atau temanya yang terlalu berat untuk konsumsi harian. Tetapi di situlah kekuatannya: ini bukan tontonan ringan-ini adalah panggilan bagi siapa pun yang masih percaya pada makna keadilan.
Bagi para penegak hukum, pembuat kebijakan, dan mereka yang bekerja dalam sistem hukum, Rebel Ridge bukan sekadar tontonan. Ia adalah pengingat. Bahwa hukum sejati tidak hanya hidup dalam buku undang-undang, tetapi dalam keberanian untuk berkata: cukup.