Pelajaran dari Shawshank Redemption: Menggali Harapan dari Ketidakadilan

Film ini bercerita tentang perjuangan individu, melawan sistem di penjara yang korup dan tidak adil. Hal ini, pengingat, keadilan tidak selalu ditemukan di mata hukum atau di balik jeruji besi, tetapi terkadang harus dicari dan didorong oleh harapan yang tidak tergoyahkan.
Poster film The Shawshank Redemption. Foto movieklub.com/
Poster film The Shawshank Redemption. Foto movieklub.com/

Produksi Castle Rock Entertainment ini, disutradarai Frank Darabont pada 1994. Film ini dimulai ketika Andy Dufresne, seorang bankir sukses, yang diperankan oleh Tim Robbins, dituduh membunuh istri dan kekasihnya. Meskipun ia bersikeras tidak bersalah, bukti-bukti tidak langsung memberatkan dan sikapnya yang dingin selama persidangan, membuatnya dijatuhi hukuman dua kali seumur hidup dan dikirim ke Penjara Negara Bagian Shawshank yang kejam.

Dalam penjara, Andy harus menghadapi kekerasan fisik dan mental dari sesama narapidana, terutama geng The Sisters, yang dipimpin Bogs Diamond, serta para sipir dan Kepala Penjara Samuel Norton, yang korup. Dirinya berteman dengan Ellis Red Redding, seorang narapidana veteran yang dikenal bisa menyelundupkan barang apapun ke dalam penjara, yang diperankan Morgan Freeman.

Andy, dengan kecerdasan dan ketenangannya, perlahan-lahan mulai beradaptasi. Sosoknya, menggunakan keahlian bidang keuangan, guna membantu para sipir dan Kepala Penjara Norton, dalam mengelola keuangan, serta mencuci uang hasil korupsi. Hal tersebut, memberinya beberapa keistimewaan, seperti akses ke perpustakaan penjara, yang dirinya bangun dan kembangkan secara signifikan. Ia juga, membantu narapidana lain, mendapatkan pendidikan dan bahkan lulus ujian kesetaraan sekolah menengah.

Harapan muncul, ketika seorang narapidana baru, bernama Tommy Williams masuk ke Shawshank. Tommy memiliki informasi penting, karena pernah satu sel dengan pria, yang mengaku sebagai pembunuh istri dan kekasih Andy. Andy segera melaporkannya, kepada Kepala Penjara Norton, berharap dapat mengajukan banding dan membuktikan dirinya tidak bersalah. Namun, Norton, yang sangat bergantung pada Andy, guna skema pencucian uangnya, tidak ingin Andy bebas. Norton memerintahkan, pembunuhan Tommy dan mengunci Andy di sel isolasi, selama dua bulan sebagai hukuman.

Peristiwa tersebut, jadi titik balik bagi Andy. Setelah hampir 20 tahun di balik jeruji, ia menyadari satu-satunya cara untuk mendapatkan keadilan, dengan mengambilnya sendiri. Selama bertahun-tahun dan secara diam-diam, Andy menggali terowongan kecil, di dinding selnya, menggunakan palu batu kecil yang dipesan dari Red dan menyembunyikan pekerjaan dimaksud, dengan poster-poster besar.

Pada suatu malam dipenuhi badai, Andy berhasil melarikan diri, melalui terowongan tersebut dan sistem pembuangan limbah penjara. Dirinya juga membawa serta bukti-bukti korupsi Norton, termasuk buku besar yang merinci semua transaksi ilegal. Setelah melarikan diri, Andy menarik semua uang hasil pencucian uang Norton, yang telah disimpan pada berbagai bank, dengan identitas palsu Randall Stephens. Kemudian, mengirimkan semua bukti korupsi Norton, ke sebuah surat kabar lokal.

Akibatnya, korupsi Norton terbongkar. Saat, polisi datang untuk menangkapnya, Norton memilih bunuh diri. Selain itu, sipir Hadley juga ditangkap dan Red, akhirnya mendapatkan pembebasan bersyarat setelah puluhan tahun di penjara. Kemudian Red, menemukan surat dan uang dari Andy, yang menuntunnya ke Zihuatanejo, sebuah kota pantai di Meksiko. Di sana, Andy dan Red akhirnya bertemu kembali sebagai orang bebas.

Film The Shawshank Redemption, secara tajam mengeksplorasi kompleksitas dan seringkali sistem hukum gagal dalam mencapai keadilan sejati.

Ketidakadilan Sistem Hukum (Miscarriage of Justice)

Andy Dufresne, contoh utama dari ketidakadilan hukum. Sosoknya, dijatuhi hukuman seumur hidup atas kejahatan yang tidak dilakukan. Di mana semua bukti mengarah pada Andy, karena kurangnya bukti pembelaan, Andy pun menerima sementara hukumannya, sambil terus mencari siapa pembunuh istrinya dan mengumpulkan bukti.

Namun, setelah dirinya menemukan bukti baru dan saksi tentang siapa pembunuh asli istri dan kekasihnya, bernama Tommy Williams. Di mana, Tommy justru dibunuh oleh Norton, agar Andy dapat terus melakukan pencucian uang hasil korupsi. 

Hal dimaksud, menyoroti bagaimana sistem hukum bekerja, walaupun dirancang mencari kebenaran, dimana dapat gagal menentukan bersalah atau tidaknya seseorang, karena adanya banyak kepentingan di luar hukum itu sendiri, yang ingin mengintervensi. 

Penjara Shawshank, representasi dari sistem hukum yang rusak. Hal ini dicontohkan, Kepala Penjara Norton dan sipir Hadley, menyalahgunakan kekuasaan mereka, melakukan korupsi, kekerasan, dan bahkan pembunuhan. Mereka menggunakan hukum, guna kepentingan pribadi, bukan untuk menegakkan keadilan atau merehabilitasi narapidana. Demikianlah contoh korupsi institusi.

Keadilan yang Dicari Sendiri (Self-Taught Justice)

Meskipun, terkurung dan mengalami ketidakadilan yang mengerikan, Andy tidak pernah menyerah pada harapan. Harapan inilah, jadi motor penggeraknya untuk mencari keadilan, dengan caranya sendiri. Dirinya, tidak menunggu sistem untuk membebaskannya, melainkan menciptakan jalannya sendiri menuju kebebasan. Andy menggunakan kecerdasan dan kesabaran, untuk mengungkap kebenaran. Ia mengumpulkan bukti korupsi Norton, secara sistematis dan merencanakan pelariannya dengan sangat teliti selama dua dekade.

Tindakannya setelah bebas, yaitu membongkar kejahatan Norton, adalah bentuk keadilan, yang dirinya tegakkan sendiri.

Moralitas dan Penebusan (Redemption)

Meskipun hukum gagal memberinya keadilan, Andy mencapai semacam penebusan melalui tindakan-tindakannya. Ia tidak hanya membebaskan dirinya sendiri, tetapi membersihkan namanya (secara implisit dengan terungkapnya kejahatan Norton) dan memberikan keadilan, kepada orang lain yang telah menderita di bawah rezim Norton.

Secara keseluruhan, The Shawshank Redemption, adalah cerita kuat tentang perjuangan individu, melawan sistem di penjara yang korup dan tidak adil. Hal ini, pengingat, bahwa keadilan tidak selalu ditemukan di mata hukum atau di balik jeruji besi, tetapi terkadang harus dicari dan didorong oleh harapan yang tidak tergoyahkan.

Selain itu, menunjukkan setiap aparat penegak hukum, seharusnya benar-benar menjadi corong keadilan dan menjamin setiap orang percaya terhadap hukum, dan mampu memberikan keadilan pada siapapun, guna menjaga keutuhan sosial dan kebaikan bagi setiap individu.