Masyarakat Yogyakarta pada 1970, dikejutkan oleh kasus pemerkosaan seorang gadis penjual telur bernama Sumarijem, yang kemudian dikenal dengan sebutan "Sum Kuning".
Sumarijem menjadi korban pemerkosaan oleh sekelompok pemuda yang diduga terkait dengan tokoh-tokoh berpengaruh di masyarakat. Alih-alih mendapatkan keadilan, dia malah menghadapi tuntutan karena dianggap memberikan keterangan yang tidak benar dari pihak kepolisian.
Di tengah tekanan dan ketidakberesan dalam penanganan kasus ini, seorang hakim bernama Lamijah Moeljarto menunjukkan keberanian dan memimpin Majelis Hakim dalam persidangan.
Dalam persidangan, Hakim Lamijah membebaskan Sumarijem dari semua tuduhan. Keputusan ini disambut dengan tepuk tangan meriah dan sorak-sorai dari para pengunjung sidang serta mendapat perhatian positif dari media. Tindakan Hakim Lamijah dianggap sebagai simbol keberanian dan objektivitas dalam menegakkan keadilan di tengah upaya untuk memutarbalikkan fakta dan melindungi pihak-pihak yang diduga terlibat.
Meskipun Sumarijem dibebaskan, kasus pemerkosaan yang dialaminya tidak terungkap sepenuhnya. Namun, keberanian hakim tersebut menjadi momen penting dalam sejarah penegakan hukum di Indonesia, menunjukkan bahwa integritas seorang hakim bisa menjadi harapan terakhir bagi mereka yang mengalami ketidakadilan.
Hakim yang memiliki integritas memainkan peranan penting dalam menegakkan keadilan dan kebenaran di setiap kasus yang mereka tangani. Integritas hakim tercermin dalam kejujuran, ketidakberpihakan, dan kepatuhan yang kuat terhadap hukum serta etika profesi.
Dalam konteks kasus Sumarijem, yang juga dikenal sebagai "Sum Kuning" di 1970-an di Yogyakarta, peran hakim yang berintegritas menjadi sangat krusial meskipun kasus tersebut penuh dengan kontroversi dan tekanan dari berbagai pihak.
Ada banyak pelajaran yang dapat kita petik hikmahnya dari sosok Hakim Lamijah ketika berhadapan dengan seorang gadis penjual telur seperti Sumarijem yang dihadapkan di persidangan, dan menjadi harapan terakhir sebuah cahaya keadilan dan kebenaran, terhadap fakta atau tidak nya suatu peristiwa, keadilan masyarakat berada di tangan seseorang yang dipanggil "Wakil Tuhan", baik buruk tergantung Integritasnya.
Berikut adalah beberapa peran penting yang harus dilakukan oleh hakim berintegritas dalam kasus seperti Sumarijem dan menjadi contoh:
- Mencari Kebenaran Secara Objektif:
Hakim yang berintegritas perlu mampu menilai fakta dan bukti secara objektif tanpa terpengaruh oleh tekanan eksternal, pandangan publik, atau status sosial pihak-pihak yang terlibat. Dalam kasus Sumarijem, yang mencuatkan dugaan intervensi dari pihak berkuasa, hakim yang berintegritas akan berpegang pada bukti yang sah dan relevan untuk menemukan kebenaran yang sebenarnya.
- Melindungi Hak Korban:
Hakim bertanggung jawab memastikan bahwa hak-hak korban kejahatan, seperti Sumarijem, dilindungi selama proses peradilan. Ini mencakup memberikan kesempatan bagi korban untuk bersaksi dengan aman tanpa intimidasi dan mempertimbangkan penderitaan serta kerugian yang dialaminya dalam memutuskan.
- Menegakkan Hukum Tanpa Diskriminasi:
Penegakan hukum harus dilakukan secara adil dan merata bagi semua orang, terlepas dari latar belakang sosial, ekonomi, atau kekuasaan. Hakim yang berintegritas tidak akan terpengaruh oleh tekanan atau favoritisme, dan akan menegakkan hukum sesuai dengan semangat keadilan.
Dalam kasus Sumarijem, di mana pelaku diduga adalah anak-anak dari tokoh terkemuka, hakim yang berintegritas perlu berani mengambil keputusan berdasarkan hukum meskipun terdapat risiko menghadapi tekanan dari pihak berpengaruh.
- Menolak Intimidasi dan Suap:
Integritas hakim diuji saat mereka berhadapan dengan upaya intimidasi atau suap. Hakim yang berintegritas akan menolak segala bentuk intervensi yang dapat memengaruhi independensi dan objektivitasnya. Kasus Sumarijem, dengan berbagai kontroversi dan dugaan keterlibatan pihak berkuasa, memerlukan hakim yang memiliki keteguhan moral untuk tetap berpegang pada prinsip keadilan.
- Memastikan Proses Peradilan yang Transparan dan Akuntabel:
Hakim yang berintegritas akan memastikan bahwa seluruh proses peradilan dilakukan secara transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Ini akan membangun kepercayaan publik terhadap sistem peradilan serta mencegah praktik-praktik yang tidak adil.
Meskipun pada akhirnya Sumarijem sempat dituntut atas dugaan memberikan keterangan palsu sebelum akhirnya dibebaskan, hakim yang berintegritas idealnya akan berfokus pada keadilan bagi korban pemerkosaan dan memastikan pelaku bertanggung jawab
Sayangnya, kasus Sumarijem masih menyisakan pertanyaan dan ketidakjelasan, menyoroti betapa pentingnya peran hakim berintegritas dalam mengungkap kebenaran dan memberikan keadilan sejati.
Kesimpulan:
Pembebasan Sumarijem dari tuntutan memberikan keterangan palsu oleh hakim saat itu menunjukkan bahwa seorang hakim, meski dalam tekanan, dapat bertindak berdasarkan keyakinan pada kebenaran dan keadilan.
Namun, kasus ini juga mengingatkan kita akan pentingnya integritas hakim dalam memastikan bahwa sistem peradilan berfungsi sebagai alat untuk mencapai keadilan sejati, terutama bagi para korban kejahatan yang berada dalam posisi lemah.