MARINEWS, JAKARTA - Setiap jabatan yang diemban adalah amanah dan tidak dapat saling menggantikan. Oleh karena itu profesionalisme sejati dalam organisasi muncul dari penghargaan terhadap perbedaan fungsi.
Ketua Mahkamah Agung, Prof. Dr. Sunarto, S.H.,M.H, mengungkapkan hal tersebut dalam pembinaan teknis dan administrasi yudisial bagi panitera pengadilan tingkat banding dan pengadilan tingkat pertama pada empat lingkungan peradilan seluruh Indonesia di Balairung Gedung Tower Mahkamah Agung RI Jakarta, Jumat 31 Oktober 2025.
Prof Sunarto mengibaratkan lembaga peradilan sebagai sebuah bangunan besar yang kokoh. Kekuatan bangunan tersebut sangat bergantung pada fungsi setiap komponen, mulai dari pondasi yang menopang, tiang yang menjaga keseimbangan, hingga atap yang melindungi.
Oleh karena itu, menurut Prof Sunarto, badai yang paling berbahaya bagi sebuah organisasi bukanlah badai dari luar, tetapi retakan kecil di dalam yang dibiarkan tanpa perbaikan.
Dalam konstruksi bangunan, ujar Prof Sunarto, pintu dan jendela sama-sama penting, meski fungsinya berbeda.
“Begitu pula dalam organisasi, setiap jabatan memiliki fungsi dan tanggung jawab masing-masing yang tidak bisa saling menggantikan. Dalam perbedaan itulah tercipta keselarasan dan keteraturan,” kata Prof Sunarto.
Menurut Sunarto, dari sanalah muncul makna sejati profesionalisme dan integritas, yakni bekerja dengan sepenuh hati sesuai peran yang diamanahkan, tanpa iri terhadap posisi orang lain, namun tetap saling menghormati dan melengkapi.
 
“Jika setiap insan peradilan mampu menjalankan perannya dengan tulus dan penuh tanggung jawab, maka bangunan besar bernama Mahkamah Agung akan berdiri semakin kokoh dan bermartabat,” terang Prof Sunarto. 
Oleh karena itu, menurut Prof Sunarto, ketulusan dalam menjalankan peran inilah yang menjadi sumber kemuliaan.
“Tidak ada jabatan yang lebih tinggi atau lebih rendah di hadapan Allah. Setiap peran memiliki arti dan kontribusi yang sama penting bagi tegaknya keadilan,” kata Prof Sunarto.
Oleh karena itu, kata Prof Sunarto, kita harus selalu menanamkan bahwa setiap jabatan adalah amanah dan kesempatan untuk berbuat kebaikan, bukan beban yang memberatkan.
“Amanah ini adalah bentuk kepercayaan yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya, melalui kerja yang tulus, disiplin, dan penuh rasa tanggung jawab,” tutupnya. 
 
 
                               
                               
                               
                      




