Demonstrasi masih terus berlangsung dan menyita perhatian publik. Ragam kerugian dialami negara, akibat tindakan anarkis dalam demontsrasi.
Bilamana demonstrasi terus berlangsung bulan depan, maka dapat akan mempengaruhi kondisi perekonomian di Indonesia.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak Kamis (28/8) yakni laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkena dampak demonstrasi. Harganya anjlok sebesar 2,27 persen, ke level 7.771,28 pada penutupan perdagangan sesi I, Jumat (29/08).
Seandainya demonstrasi terus berlanjut, negara bisa alami krisis ekonomi dan kejadian 1998 bisa terulang.
Sebagian investor, enggan berspekulasi di tengah ekonomi yang tidak menentu, akibat demonstrasi effect. Faktor keamanan dan ketertiban, tampaknya memaksa beberapa investor mundur.
Kestabilan Politik
Pemerintah harus segera bangkit, bilamana tidak kelesuan ekonomi akan mendera negara. Tuntutan rakyat wajib segera diterima, guna meredam gejolak politik dan melakukan pembenahan atau pembatalan kebijakan.
Kehadiran Presiden sebagai simbol kekuatan rakyat, wajib menenangkan rakyat dan menstabilkan konsisi politik negara. Jangan hanya memberikan perintah penindakan kepada aparat pengamanan, bilamana demonstrasi anarkis.
Merombak kebijakan adalah hal utama, dengan segera membentuk tim khusus untuk menjaga kestabilan politik dan ekonomi, serta merumuskan kebijakan yang sesuai aspirasi publik.
Penegakan Hukum
Tidak hanya bersifat represif, pendekatan yang preventif dalam penegakan hukum di tengah demonstrasi, dapat dilaksanakan oleh aparat keamanan. Rakyat marah, karena tidak didengar dan aspirasinya tidak ditindaklanjuti Pemerintah.
Kekesalan rakyat bertambah, karena melihat tindak kesewenang-wenangan oknum aparat keamanan dalam menghadapi demonstrasi. Sehingga diperlukan pendekatan humanis, agar konflik tidak terus berkepanjangan. Namun, tetap tegas menindak provokator yang mengakibatkan pengrusakan fasilitas umum atau publik.
Masyarakat sebenarnya hanya ingin didengar dan diperlakukan dengan baik selama demonstrasi berlangsung. Mereka hanya menyampaikan aspirasi yang selama ini terpendam dan butuh panggung untuk didengar pemerintah.
Menanti kestabilan ekonomi ditengah kondisi politik dan hukum yang tidak menentu, sangatlah sulit. Maka, pemerintah paling tidak harus menggunakan 2 cara guna menyelesaikan tantangan ekonomi di tengah demonstasi yang meluas.
Pertama, menerima seluruh tuntutan massa demonstrasi dan berjanji akan melakukan perubahan kebijakan. Kedua adalah melakukan penindakan hukum para provokator atau pelaku kekerasan selama aksi demonstrasi berlangsung.
Harapannya demonstrasi tidak menambah kerusakan fasilitas umum dan sosial yang terus berlanjut, karena akan merugikan masyarakat sendiri.