Gerimis di PN Sampang, Hati Menangis Mengingat Jasa Pejuang

Seluruh peserta, mulai dari para Hakim hingga seluruh Aparatur Sipil Negara di PN Sampang mengikuti rangkaian acara dengan penuh kekhusyukan dan penghayatan.
Upacara peringatan Hari Pahlawan Nasional di PN Sampang. Foto : Dokumentasi PN Sampang
Upacara peringatan Hari Pahlawan Nasional di PN Sampang. Foto : Dokumentasi PN Sampang

​MARINews, Sampang – Suasana khidmat menyelimuti Pengadilan Negeri (PN) Sampang, Jawa Timur, pagi ini saat seluruh jajaran hakim dan aparatur melaksanakan Upacara Peringatan Hari Pahlawan, Senin (10/11).

Uniknya, upacara berlangsung diiringi rintik gerimis yang membasahi halaman kantor, seolah menambah kedalaman dan haru dalam mengenang perjuangan para pahlawan bangsa.

​Upacara dipimpin langsung oleh Ketua Pengadilan Negeri Sampang, Ratna Mutia Rinanti, S.H., M.Hum. Seluruh peserta, mulai dari para Hakim hingga seluruh Aparatur Sipil Negara di PN Sampang mengikuti rangkaian acara dengan penuh kekhusyukan dan penghayatan. 

Kehadiran rintik hujan tidak sedikit pun mengurangi semangat, melainkan justru memberikan nuansa reflektif, mengingatkan pada getirnya pengorbanan yang telah diberikan para pejuang kemerdekaan.

​Pesan Pahlawan: Perjuangan Melawan Ketidakadilan

​Dalam sesi amanat, petugas upacara menyampaikan pesan-pesan mendalam dari para pahlawan, termasuk kutipan legendaris dari Pangeran Antasari: "Hidup untuk Rakyat, Mati untuk Kehormatan.". 

Dalam Sejarah, Pangeran Antasari juga berpesan agar Rakyat tidak berselisih sesama sendiri, melainkan harus bersatu.

​Menurut penulis, inti dari perjuangan para pahlawan dan pejuang kemerdekaan adalah perlawanan heroik terhadap ketidakadilan, ketimpangan, dan pembiaran atas kejahatan. 

Semangat inilah yang menyatukan bangsa Indonesia melawan kolonialisme, demi mewujudkan cita-cita luhur menegakkan keadilan dan mengejar kesejahteraan bangsa sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

​Hukum sebagai Panglima, Aparat sebagai Jenderal

​Setelah kemerdekaan, Indonesia telah memilih Hukum yang tertulis dalam tinta emas Konstitusi, sebagai Panglima tertinggi di negara ini.

Konsekuensi logisnya, seluruh Aparat Penegak Hukum dapat dikatakan adalah Jendera pelaksana yang mengemban amanah suci untuk menjalankan tugas mulia penegakan hukum demi tercapainya keadilan yang hakiki.

​Maka tugas penegakan hukum untuk tercapainya keadilan, harus diemban dengan luhur dan tidak boleh dirusak oleh Intervensi suatu apapun juga, termasuk pengaruh uang, kepentingan, dan kekuasaan. 

Integritas mutlak diperlukan, sebab intervensi semacam itu dapat mencederai semangat Hukum itu sendiri dan juga mengkhianati Perjuangan luhur para Pahlawan yang telah berkorban nyawa demi sebuah negara yang adil dan berdaulat.

​Upacara Hari Pahlawan di PN Sampang yang diwarnai gerimis ini menjadi momen introspeksi bagi seluruh insan peradilan untuk senantiasa menjaga marwah hukum dan menjadikannya benteng terakhir keadilan, sebagai bentuk penghormatan tertinggi atas jasa-jasa para pahlawan bangsa.