Setiap tanggal 10 November, bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan, sebuah momentum bersejarah yang mengingatkan kita pada keberanian luar biasa arek-arek Surabaya dalam mempertahankan kemerdekaan.
Pertempuran yang berkobar pada 1945 itu bukan sekadar kisah peperangan, melainkan simbol dari semangat pantang menyerah, rela berkorban, dan cinta tanah air yang tulus.
Dalam suasana pasca-proklamasi yang masih genting, rakyat Surabaya menolak tunduk kepada penjajah yang ingin kembali berkuasa.
Dengan senjata seadanya, mereka menghadapi pasukan bersenjata lengkap. Teriakan “Merdeka atau Mati!” bergema di seluruh penjuru kota, menjadi saksi bahwa kemerdekaan tidak datang dengan mudah, melainkan melalui darah dan air mata perjuangan.
Namun, semangat kepahlawanan tidak berhenti di medan tempur. Hari Pahlawan mengajak kita untuk merenung: bagaimana makna perjuangan itu diteruskan di era sekarang?
Kini, medan perjuangan telah berubah. Kita tidak lagi mengangkat senjata, tetapi menghadapi tantangan baru, korupsi, kemiskinan, ketidakadilan, serta krisis moral dan sosial yang menggerogoti nilai kebangsaan.
Menjadi pahlawan masa kini berarti berani jujur, bekerja keras, dan menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi.
Di lingkungan hukum, semangat kepahlawanan diwujudkan melalui integritas, profesionalisme, dan keberanian menegakkan keadilan tanpa pandang bulu.
Setiap hakim, jaksa, advokat, dan aparatur hukum sejatinya adalah penerus semangat para pahlawan, mereka yang berjuang bukan dengan senjata, tetapi dengan nurani dan tanggung jawab moral.
Mari kita jadikan 10 November bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi titik refleksi nasional untuk menyalakan kembali api semangat juang. Kita mungkin tidak lagi bertempur di medan perang, namun kita masih berjuang melawan ketidakjujuran, kemalasan, dan ketidakpedulian.
Setiap langkah kecil menuju kebaikan, menegakkan keadilan, melayani dengan hati, dan menjaga kehormatan bangsa—adalah bentuk nyata dari kepahlawanan masa kini.
Karena bangsa yang besar bukan hanya bangsa yang mengenang jasa para pahlawannya, tetapi juga bangsa yang meneruskan perjuangan mereka dalam tindakan nyata.





