Integritas Adalah Warisan Sejati: H. Izzuddin HM Purna Bakti Tanpa Noda di PTA Banjarmasin

Yang paling membanggakan adalah Izzuddin HM berhasil menutup masa penugasan panjangnya dengan bersih tanpa sekalipun meninggalkan cacat atau noda hitam. Sebuah keteladanan integritas yang luar biasa.
Wisuda purnabakti yang dipimpin Wakil Ketua MA RI Bidang Non Yudisial, H. Suharto, S.H., M.Hum, dengan acara penyerahan kalung sasirangan sekaligus plakat MA kepada kepada Dr. Drs. H. Izzuddin HM, S.H., M.H (Ketua PTA Banjarmasin). Foto YouTube MA
Wisuda purnabakti yang dipimpin Wakil Ketua MA RI Bidang Non Yudisial, H. Suharto, S.H., M.Hum, dengan acara penyerahan kalung sasirangan sekaligus plakat MA kepada kepada Dr. Drs. H. Izzuddin HM, S.H., M.H (Ketua PTA Banjarmasin). Foto YouTube MA

MARINews, Banjarmasin-Suasana khidmat bercampur haru menyelimuti Pengadilan Tinggi Agama (PTA) Banjarmasin pada hari ini (21/7). Sebuah babak baru ditandai dengan upacara wisuda purnabakti yang penuh penghormatan untuk melepas sang Ketua, Dr. Drs. H. Izzuddin HM, S.H., M.H.

Acara penting ini dipimpin langsung oleh Wakil Ketua Mahkamah Agung (MA) RI Bidang Non Yudisial H. Suharto, S.H., M.Hum., sekaligus menjadi saksi bisu atas dedikasi luar biasa seorang putra bangsa yang telah mengabdikan seluruh hidupnya untuk penegakan keadilan.

Momen spesial ini, tidak hanya dihadiri oleh jajaran lengkap PTA Banjarmasin dan Ketua Pengadilan Agama sewilayahnya, tetapi juga disaksikan oleh tokoh-tokoh penting di Mahkamah Agung. Di antaranya, Ketua Kamar Agama MA, Dr. H. Yasardin, S.H., M.Hum.; Ketua Kamar Militer MA, Brigjen TNI (Purn) Hidayat Manao, S.H., M.H.; para Hakim Agung MA; Sekretaris MA Sugiyanto, S.H., M.H.; serta Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama, Drs. Muchlis, S.H., M.H. Kehadiran mereka, baik secara luring maupun daring, adalah manifestasi pengakuan atas kontribusi tak ternilai Izzuddin HM.

Lahir di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, pada 12 Juli 1958, Izzuddin HM telah menorehkan jejak perjalanan yang menginspirasi di dunia peradilan. Setelah menuntaskan pendidikan dasar dan menengah di Sumbawa dan Mataram, ia mengejar hasrat ilmunya hingga meraih gelar sarjana hukum dari IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (1983), Magister Hukum dari Universitas Putra Bangsa Surabaya (2004), dan gelar Doktor dari Universitas Islam Bandung (2020). Semangat belajar yang tak pernah padam ini menjadi cerminan dedikasinya.

Perjalanan karier Izzuddin HM di ranah hukum dimulai sebagai CPNS di Pengadilan Agama Mataram (1986), kemudian menjadi PNS di PA Dili (1987), lalu Panitera Pengganti di PA Dili (1988), hingga Panitera-Sekretaris di PA Dili (1989) dan Panitera PTA Kupang (1995). Pada tahun 1999, beliau memulai kiprahnya sebagai hakim di PA Praya, lalu berlanjut sebagai Wakil Ketua PA Giri Menang (2004) dan PA Praya (2006). Kualitas kepemimpinan dan integritasnya mengantarkannya menjadi Ketua PA Selong (2008), dan kemudian menapaki jenjang hakim tinggi di PTA Kendari (2010) serta PTA Banjarmasin (2014).

Pengabdiannya terus berlanjut sebagai Wakil Ketua PTA Manado (2017) dan Wakil Ketua PTA Palu (2019). Puncaknya, dia dipercaya memimpin sebagai Ketua PTA Gorontalo (2020), Ketua PTA Kendari (2022), Ketua PTA Mataram (2022), sebelum akhirnya menuntaskan masa tugasnya yang gemilang sebagai KPTA Banjarmasin sejak 2024.

Pesan Mendalam Wakil Ketua MA: Integritas Adalah Warisan Sejati

Acara purnabakti ini berlangsung sangat khidmat. Penanggalan kalung dan tanda jabatan hakim digantikan dengan kalung kain Sasirangan, disusul penyerahan plakat Mahkamah Agung sebagai bentuk penghargaan tertinggi.

Dalam sambutannya, Wakil Ketua MA RI Bidang Non Yudisial, H. Suharto, menegaskan bahwa momen ini bukan sekadar pelepasan administratif. "Momen ini menunjukkan pengakuan sekaligus penghormatan atas dedikasi, integritas, dan keteladanan yang telah ditorehkan oleh Bapak Dr. Drs. H. Izzuddin HM dengan penuh ikhlas selama mengabdikan dirinya di dunia peradilan ini," ujarnya dengan keseriusan.

Beliau memuji Izzuddin HM sebagai sosok pimpinan yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan syariat Islam, serta menjaga kemuliaan kehakiman hingga purnatugas. Suharto menyadari betapa beratnya tugas di lingkungan peradilan agama yang menyentuh sendi-sendi kehidupan umat, berkaitan dengan perkara rumah tangga, waris, hibah, wasiat, dan ekonomi syariah-kasus-kasus yang tak hanya yuridis tetapi juga sarat nilai religius dan spiritual.

"Setelah berpuluh tahun melalang buana, meniti karier sekian lama mendedikasikan dirinya sebagai hakim, kini tiba saatnya Dr. Drs. H. Izzuddin HM harus berpamitan," kata H. Suharto. Dia juga mengajak seluruh hadirin untuk melepas sang teladan dengan hati tulus, wajah ceria, dan senyum bahagia sebagai ungkapan terima kasih atas segala keikhlasan dan pengabdiannya.

Yang paling membanggakan adalah Izzuddin HM berhasil menutup masa penugasan panjangnya dengan bersih tanpa sekalipun meninggalkan cacat atau noda hitam. Sebuah keteladanan integritas yang luar biasa.

H. Suharto pun menyampaikan terima kasih mendalam atas dedikasi dan kontribusi beliau kepada bangsa dan negara. Penghargaan khusus juga diberikan kepada Siti Hanifah, istri sekaligus Ketua DYK daerah, atas kesetiaan mendampingi dan darma baktinya kepada organisasi Dharmayukti Karini.

Upacara diakhiri dengan kirab Dr. Drs. H. Izzuddin HM dan istri meninggalkan gedung, diiringi oleh Wakil Ketua MA RI Bidang Non Yudisial beserta istri, serta para Ketua Pengadilan Agama sewilayah hukum PTA Banjarmasin. Momen ini menjadi penanda berakhirnya sebuah pengabdian panjang dan mulia di dunia peradilan, meninggalkan inspirasi bagi generasi

Penulis: M. Yanis Saputra
Editor: Tim MariNews