MARINews, Jakarta-Ketua Mahkamah Agung (MA) Prof. Dr. H. Sunarto, S.H., M.H., memimpin upacara wisuda purnabakti Ketua Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PT TUN) Jakarta, H. Oyo Sunaryo, S.H., M.H. Upacara yang menandai akhir masa jabatan H. Oyo Sunaryo sebagai hakim ini diselenggarakan pada Kamis (26/6) di Jakarta.
Acara dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Hymne Mahkamah Agung. Dilanjutkan dengan pembacaan doa oleh Wahyu Supraptono, S. IP. (Kasubag Umum dan Keuangan PT TUN Jakarta). Kemudian, Drs. Muhidin, M.H. (Sekretaris PT TUN Jakarta) membacakan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 35/P/2025 tentang Pemberhentian Hakim.
Setelah itu, prosesi inti dilakukan dengan pelepasan kalung dan tanda jabatan hakim dari H. Oyo Sunaryo yang kemudian digantikan dengan kalung untaian bunga melati oleh Ketua MA. Acara ditutup dengan penyerahan plakat dari Mahkamah Agung.
Apresiasi untuk Pengabdian 40 Tahun
Dalam sambutannya, Ketua MA Prof. Dr. H. Sunarto memberikan apresiasi mendalam kepada H. Oyo Sunaryo atas pengabdiannya selama kurang lebih 40 tahun di dunia peradilan.
“Kurang lebih 40 tahun telah dilalui mengabdi kepada bangsa dan negara di ranah yudikatif, merupakan rentang waktu yang sangat panjang, penuh arti, dan kenangan,” ujar Ketua MA. Ketua MA menambahkan, tugas sebagai hakim penuh dengan ujian, sehingga membutuhkan kecakapan, profesionalisme, dan integritas yang tinggi.
Ketua MA juga menyoroti pengorbanan yang telah dilakukan, termasuk harus meninggalkan keluarga demi tugas negara.
“Semua pasti tidak mudah, ada godaan integritas yang datang dalam berbagai bentuk, baik secara halus maupun terang-terangan. Namun, beliau telah berhasil melampaui itu semua dengan berdiri tegak menjaga marwah peradilan,” tegasnya.
Menurutnya, H. Oyo Sunaryo telah menjadikan hati nurani sebagai kompas moral dalam menjalankan tugas dan mengambil keputusan.
“Beliau menutup masa pengabdiannya dengan bersih, penuh kedamaian, dan kehormatan,” puji Ketua MA.
Atas dedikasi, loyalitas, dan integritas tersebut, Ketua MA secara pribadi dan atas nama pimpinan Mahkamah Agung menyampaikan rasa hormat setinggi-tingginya.
Estafet Kepemimpinan dan Teladan
Ketua MA mengajak hadirin untuk merenungi betapa singkatnya waktu pengabdian.
“Kemarin baru dilantik dan saat ini mengakhiri masa pengabdian. Jangan menyia-nyiakan kesempatan yang dimiliki untuk mempersembahkan bakti terbaik kepada ibu pertiwi,” pesannya.
Ia juga menekankan, keberhasilan seorang hakim didasarkan pada keikhlasan dalam bertugas dan memegang teguh integritas, bahkan di tengah tekanan dan godaan.
“Hakim yang ikhlas menyadari dengan sepenuh jiwa bahwa tanggung jawab yang diemban bukan kepada atasan atau pemerintah, melainkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,” ungkapnya.
“Tanpa catatan hitam, sahabat saya H. Oyo Sunaryo telah menutup pengabdiannya dengan khusnul khotimah,” imbuh Ketua MA.
Terakhir, ia berharap keteladanan H. Oyo Sunaryo dapat menginspirasi dan memotivasi generasi penerus insan peradilan. Ketua MA juga mengibaratkan H. Oyo Sunaryo sebagai pelari sprinter karena kariernya yang gemilang sejak menjabat Direktur Pembinaan Teknis pada 2006.
“Jabatan boleh saja berakhir, tetapi jasa dan kenangan baik pasti akan terukir indah di hati orang-orang yang ditinggalkan,” tutupnya.
Acara purnabakti ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh penting di lingkungan Mahkamah Agung dan peradilan, termasuk Wakil Ketua MA Bidang Non Yudisial, Wakil Ketua Komisi Yudisial, serta para pejabat dan pimpinan pengadilan lainnya.