MARInews, Jakarta - Kepala Badan Urusan Administrasi (BUA) Dr. Sobandi, S.H., M.H. menyerahkan hadiah kepada tiga pemenang Lomba Motto BUA pada Rabu, 24 September 2025. Mereka adalah:
- Juara I: Arkan Fadhil, S.Kom.
- Juara II: Edi Kusdaryanto, S.E., M.M.
- Juara III: Nursidik
Untuk menggali motivasi dan inspirasi di balik karya mereka, penulis melakukan wawancara singkat dengan para pemenang. Mereka bercerita mulai dari ide hingga harapan bagi masa depan BUA.
Sebagai juara pertama, Arkan mengaku tertarik mengikuti lomba karena ajang ini membuka ruang kolaborasi lintas unit.
“Dengan ikut serta, saya berharap bisa menyumbang sudut pandang yang merangkum semangat BUA dan menjadi bagian kecil dari upaya besar membangun harmonisasi kerja,” jelasnya.
Proses kreatif Arkan memakan waktu tiga hari. Ia memetakan nilai-nilai utama, mengeksplorasi diksi dan akronim, hingga melakukan uji bunyi agar mudah diingat.
Inspirasinya berasal dari 8 Nilai Utama Mahkamah Agung RI: Mandiri, Akuntabel, Netral, Transparan, Amanah, dan Integritas. Dari sana lahirlah konsep “MANTAP & KOKOH” yang kemudian disempurnakan dengan dukungan pimpinan BUA dan Sekretaris MA.
Motto tersebut akhirnya mengerucut pada formulasi MANTAP: Melayani, Amanah, Netral, Transparan, Akuntabel, Profesional.
Menurut Arkan, filosofi motto ini sejalan langsung dengan 8 Nilai Utama MA, sekaligus aplikatif dalam keseharian kerja pegawai. Ia berharap motto ini dapat menjadi energi kolektif agar BUA semakin solid, profesional, dan berintegritas.
Sementara itu, sang juara kedua, Edi mengaku termotivasi mengikuti lomba ini untuk menyampaikan masukan dari para PNS, baik di pusat maupun daerah.
Menariknya, inspirasi motto itu hadir di tengah perjalanan menuju kantor, saat ia terjebak macet di jalan.
Menurut Edi, motto yang ia rumuskan menekankan kesamaan pandangan dan tujuan seluruh anggota BUA.
Ia menamainya “SATU HATI”, yang bermakna bahwa setiap insan BUA memiliki tujuan yang sama: mewujudkan WBK dan WBBM.
“Saya berharap BUA memiliki lingkungan kerja yang harmonis dan humanis, sehingga setiap tugas yang dilaksanakan membawa manfaat positif bagi lembaga maupun individu,” ujarnya.
Konsep ini juga memuat semangat PRIMA, yaitu komitmen setiap pegawai menjalankan tugas dengan penuh keyakinan demi tercapainya tujuan bersama.
Sedangkan Sidiq, sang juara ketiga, berangkat dari motivasi sederhana namun kuat: mendukung penuh terwujudnya Zona Integritas BUA menuju WBK.
Ia hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk merumuskan mottonya, terinspirasi dari situasi ketika jabatan Kepala BUA sempat kosong.
Baginya, motto harus mencerminkan prinsip dasar administrasi publik: pemerintahan yang efektif, efisien, bersih, bebas KKN, serta dipercaya masyarakat. Harapannya, motto tersebut dapat menjadi teladan bagi satuan kerja di bawah BUA.
“Saya ingin BUA semakin kokoh, bersih, transparan, dan mampu meraih predikat WBBM,” ujarnya.
Kisah tiga pemenang ini menunjukkan bahwa motto bukan hanya rangkaian kata, tetapi lahir dari pemikiran mendalam, refleksi nilai, dan harapan besar.
Lomba ini membuktikan bahwa kreativitas mampu menjadi sarana membangun semangat bersama menuju BUA yang mantap, kokoh, bersih, dan melayani.